Hal itu membuatnya merasa difitnah karena memang tak memakan uang hasil YouTube-nya namun dimintai bayar pajak.
Dia kemudian menyarankan jamaahnya agar tak diam saja ketika difitnah atau ada kondisi yang tidak sesuai dengan mereka namun ditudingkan.
"Ketika kita difitnah, dianiaya jangan diam, nanti fitnah merajalela dan jadi dosa orang. Kita musti jelaskan setelah kita jelaskan orang tetap fitnah kita, kita enggak salah lagi," katanya.
Beberapa warganet menanggapi ceramah UAS tentang menghadapi orang pajak yang menagihnya.
"Dengan nada apa itu ustaz, ceramah kan orang pajak tu," komentar warganet.
"Mantap pak ustadz," celetuk warganet lain. "Keren ustaz, tapi apakah mereka mendengarkan?" imbuh yang lainnya.
Warganet juga lantang dan menyenggol akun Dirjen Pajak hingga Menteri Keuangan Sri Mulyani yang kebijakan tentang pajak terus membuat rakyat menjerit.

"Lu tonton nih @smindrawati, neraka jahanam menanti," komentar seorang warganet.
"Dengerin NOH @ditjenpajakri @kemenkeuri," kata warganet lainnya.
Baca Juga: PSI: KebijakaIn Mas Pram Diskon Pajak Hotel 50 Persen dan 20 Persen Restoran Patut Diacungi Jempol
"Nah ini baru bener isi ceramahnya yang kemarin cuma sok tau aja. Dengerin buk @smindrawati," timpal lainnya.
Sebelumnya, Sri Mulyani sempat berpidato di hadapan publik dan mengakatan jika pajak sama saja dengan zakat dan sedekah.
Namun pernyataannya itu langsung ditentang banyak orang karena menyamakan pajak dengan sedekah bahkan zakat.
Tak hanya orang awam, beberapa ustaz dan pemuka agama bahkan langsung memberikan dalil jika pajak tidak bisa disamakan dengan zakat atau sedekah.
Ustaz Putra Pradipta yang kini tinggal di Mekkah memberikan penjelasan menggunakan dasar agama yang jelas.
Dia menyebut logika Sri Mulyani salah jika menyamakan pajak dengan zakat. "Kacau nih. Ayo belajar bareng," katanya.