Film Tentang MBG Tuai Kecaman Aktivis NTT: Kami Tak Pernah Ngemis Makanan!

Yazir F Suara.Com
Rabu, 27 Agustus 2025 | 20:36 WIB
Film Tentang MBG Tuai Kecaman Aktivis NTT: Kami Tak Pernah Ngemis Makanan!
Film Surat untuk Presiden Tuai Kecaman Aktivis NTT (instagram)

"Semiskin-miskinnya warga NTT, makanan tidak pernah jadi masalah, apalagi sampai ngemis," ujarnya.

Honey juga menilai bahwa makanan bergizi yang ditampilkan dalam film bukanlah pangan lokal khas NTT, sehingga seakan menunjukkan ketergantungan pada pasokan dari luar daerah.

Dia menilai pesan yang dibangun film tersebut lebih menekankan ucapan terima kasih kepada pejabat, ketimbang menggambarkan kondisi riil masyarakat.

Padahal, menurut Honey, banyak anak di NTT yang masih harus berjalan kaki sangat jauh untuk bersekolah dengan fasilitas yang minim.

Persoalan pemerataan pembangunan menurutnya jauh lebih mendesak untuk ditangani ketimbang sekadar bantuan makanan.

"Kalau jalan bagus, kami bisa beli benih dan jual hasil panen. Kalau pemerataan fasilitas pendidikan dan kesejahteraan guru diperhatikan, anak-anak kami bisa mendapat pendidikan yang baik," jelasnya.

Dia juga menilai bahwa program MBG yang dijadikan latar film bahkan tidak menjangkau seluruh desa di NTT.

Hal ini membuat film tersebut semakin dianggap tidak relevan dengan kenyataan di lapangan.

Honey menekankan bahwa masyarakat NTT tidak ingin terus-menerus digambarkan sebagai kelompok yang miskin, bodoh, dan patut dikasihani.

Baca Juga: BPOM Siapkan Uji Lab Terkait Dugaan Food Tray MBG Mengandung Lemak Babi

Peserta didik menyantap makanan bergizi dalam program Makanan Bergizi Gratis (MBG). ANTARA/HO-Pemprov DKI Jakarta.
Peserta didik menyantap makanan bergizi dalam program Makanan Bergizi Gratis (MBG). ANTARA/HO-Pemprov DKI Jakarta.

"Karena aku orang NTT, jadi aku merasa harus speak for my people. Kita tuh nggak semenyedihkan dan seburuk itu. Tapi lihatlah, kita di-framing yang tahu lah ujung-ujungnya ke mana," tegasnya.

Dia menambahkan bahwa solusi untuk masalah stunting bukanlah sekadar bantuan makanan gratis, melainkan pembangunan infrastruktur dasar yang nyata.

"Kami cuma butuh akses, fasilitas, bahkan to be honest, kami nggak butuh makan bergizi gratis. Bukan itu jawaban untuk stunting. Kami butuh fasilitas pendidikan, jalan yang bagus, waduk atau dam untuk air," pungkas Honey.

Kontributor : Chusnul Chotimah

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI

Ingin dapat update berita terbaru langsung di browser Anda?