Suara.com - Forestra 2025 kembali digelar (30/8) di Orchid Forest Cikole, Lembang–Bandung, dengan menghadirkan 50 pemain orkestra bersama jajaran musisi lintas genre di depan lebih dari 6.000 penonton. Lebih dari sekadar pertunjukan musik, Forestra tampil sebagai wadah kolaborasi, ruang diskusi musik dan lingkungan, serta perayaan kontribusi keberlanjutan.
Dipersembahkan oleh ABM, Forestra konsisten hadir sebagai agenda tahunan dengan pendekatan artistik yang khas, menjadikannya salah satu pertunjukan spesial di Indonesia yang selalu dinanti. Tahun ini, hal itu kembali terbukti ketika meskipun diguyur hujan, ribuan penonton tetap bertahan hingga akhir acara untuk menyaksikan pertunjukan.
CEO ABM, Barry Akbar menegaskan sebagai perancang pertunjukan ini, setahun penuh selalu memikirkan setiap detail agar penikmat Forestra bisa mendapatkan suguhan terbaik, mulai dari pemilihan musisi, pengaturan orkestra, hingga rancangan panggung agar semuanya terjalin harmonis.
"Melihat seluruh proses panjang itu benar-benar terwujud menjadi momen yang sangat berharga, tentunya tidak hanya bagi kami, tetapi juga bagi seluruh yang hadir dan terlibat. Melalui Forestra, sekali lagi kita bersama membuktikan bahwa musik, seni, dan alam bisa berjalan beriringan," ucap Barry.
Kolaborasi Orkestra Lintas Genre di Tengah Hutan
Melalui hasil kurasi langsung dari Erwin Gutawa sebagai Music Director, Forestra 2025 mempertemukan orkestra dengan musisi lintas genre seperti Reza Artamevia, The SIGIT, Raja Kirik, dan Sheila Dara, termasuk penampilan spesial perdana kolaborasi Bernadya × Sal Priadi serta Voice of Baceprot bersama Ensemble Tikoro.
“Saya bangga bisa menjadi bagian dari pertunjukan sebesar ini, yang lahir dan diselenggarakan di Indonesia. Berada di atas panggung megah Forestra memimpin 50 pemain orkestra adalah pengalaman yang luar biasa, bahkan bagi saya yang sudah puluhan tahun berkarya sebagai musisi,” ungkap Erwin Gutawa selaku Music Director Forestra 2025.
Erwin Gutawa juga mengatakan bahwa di tengah hutan, kita bisa sama-sama merayakan keindahan alam Indonesia yang berpadu dengan karya para musisi Indonesia dengan cara yang begitu istimewa. Forestra memberi ruang di mana musik dan alam saling melengkapi, menciptakan pengalaman yang indah bagi saya, para penampil, dan juga penikmat Forestra 2025.
Setiap tahunnya Forestra selalu menghadirkan kejutan spesial, di mana tahun ini Sheila Dara muncul sebagai penampil tambahan yang memberi warna baru di panggung hutan. Tampil berkolaborasi dengan Choir Unpad diiringi orkestra arahan Erwin Gutawa.
Baca Juga: Kunto Aji Sentil Musisi yang Masih Takut Bersuara: Kita Gak Akan Kehilangan Job
“Bisa tampil dan langsung berada di panggung semegah Forestra adalah pengalaman yang tidak pernah saya bayangkan sebelumnya. Di tengah hutan dengan ribuan penonton, saya tidak menyangka Indonesia memiliki pertunjukan sebesar dan seindah Forestra 2025. Kombinasi antara orkestra, pepohonan pinus, dan kabut tipis menciptakan suasana yang luar biasa berkesan," ucap Sheila Dara.
Komitmen Forestra dalam Mendukung Keberlanjutan dari Hutan sampai Pesisir
Forestra tidak hanya merayakan musik, tetapi juga menghadirkan kontribusi nyata bagi keberlanjutan. Sejak awal penyelenggaraan, Forestra berkomitmen pada prinsip zero tree cutting di mana panggung Forestra yang merupakan hasil karya Jay Subyakto sebagai Creative Director, dibangun tanpa menebang satu pohon pun. Bersama Greenpeace Indonesia, komitmen keberlanjutan Forestra tahun ini kembali diwujudkan dalam bentuk kontribusi nyata ke masyarakat di mana sebagian hasil penjualan tiket dialokasikan untuk pembangunan panel surya di Pulau Pari, Kepulauan Seribu. Upaya ini guna mendukung warga yang berada di garis depan dampak krisis iklim sekaligus memperluas akses energi bersih bagi komunitas pesisir.
Di area venue Forestra 2025, penonton juga diajak berpartisipasi melalui beragam fasilitas dan aktivitas ramah lingkungan bersama Greenpeace Indonesia. Para penikmat yang hadir dapat mengisi daya ponsel di stasiun energi surya hingga menjelajahi gerai produk berkelanjutan yang ramah lingkungan. Pengunjung pun diajak menikmati pertunjukan eksperimental Bio-plant Sonic oleh Bottlesmoker bersama Greenpeace Indonesia yang mengolah sinyal biologis tanaman menjadi komposisi bunyi.
Area Gema: Ruang Diskusi dan Eksperimen Kreatif
Selain pertunjukan utama, Forestra 2025 juga memperkenalkan aktivasi baru di Area Gema, sebuah ruang interaktif tempat penonton dapat terlibat lebih jauh dengan berbagai perspektif seputar musik hingga lingkungan. Aktivasi ini dirancang untuk memperkaya pengalaman penikmat simfoni sebelum pertunjukan utama di area simfoni dimulai, menghadirkan beragam program mulai dari Vixtape Off-Air, yakni sesi bincang-bincang musik bersama Vincent Rompies dan Soleh Solihun bersama Jay Subyakto, hingga Diskusi Panggung Musik Independen bersama Kiki Ucup (Pestapora), Iit Boit (Omunium), dan Vando (Microgram).