- Joko Anwar kecewa Prabowo sampaikan maaf ke Pemerintah China, karena batal memenuhi undangan.
- Padahal di saat kondisi tengah genting seperti sekarang ini, Joko menilai sewajarnya Prabowo meminta maaf ke rakyat.
- Joko semakin geram karena Prabowo meminta Kapolir Listyo Sigit Prabowo untuk menaikkan pangkat semua petugas polisi yang mengamankan aksi demonstrasi.
Suara.com - Sutradara Joko Anwar kembali menggunakan platform media sosialnya untuk melontarkan kritik tajam terhadap pemerintah dan kultur politik di Indonesia.
Melalui serangkaian unggahan di Instagram Story, sosok yang biasa disapa Jokan itu secara spesifik menyoroti Presiden Prabowo Subianto, terkait penanganan demonstrasi Agustus 2025 dan mengkritik absennya budaya akuntabilitas di kalangan pejabat publik.
Kritik berlapis itu dimulai dengan nada satir. Joko Anwar mengunggah foto Prabowo Subianto dengan keterangan, "Akhirnya Pak Prabowo minta maaf, tapi…."
Unggahan ini sontak memancing rasa penasaran publik, seolah ada pernyataan maaf yang ditunggu-tunggu terkait isu domestik.
Namun, pada unggahan berikutnya, Joko mengungkap bahwa permintaan maaf tersebut ditujukan kepada Pemerintah China karena batal menghadiri sebuah undangan.

Melalui cara ini, Joko Anwar secara tersirat menyindir bahwa permintaan maaf dari pejabat lebih mudah dilayangkan ke pihak luar negeri ketimbang kepada rakyatnya sendiri.
Sindiran tersebut kemudian berlanjut ke kritik yang lebih fundamental. Sutradara film Pengabdi Setan ini secara blak-blakan menuliskan pandangannya mengenai kultur pejabat di Tanah Air.
"Pejabat minta maaf ke rakyat itu bukan budaya kita. Pejabat mundur setelah melakukan kesalahan juga bukan budaya kita," tulisnya.
Pernyataan ini menjadi sentilan keras terhadap minimnya rasa tanggung jawab dan budaya mundur yang hampir tidak pernah ada dalam lanskap politik Indonesia, sekalipun seorang pejabat terbukti melakukan kesalahan fatal.
Baca Juga: Jengkel, Prabowo Ungkap Para Perusuh di Aksi Demo DPR Dibiayai Koruptor
Puncak dari kritiknya tertuju pada sikap Presiden Prabowo Subianto terkait aparat kepolisian yang bertugas mengamankan aksi demonstrasi besar pada Agustus 2025.
Joko Anwar mengunggah sebuah kutipan berita di mana Prabowo meminta Kapolri untuk menaikkan pangkat semua petugas yang terlibat di lapangan, dengan alasan mereka telah membela negara dan rakyat.

Joko Anwar merespons instruksi tersebut dengan komentar sarkastis, "Budaya kita: Pokoknya polisi pangkatnya harus naik."
Kalimat ini menyiratkan keprihatinannya bahwa di tengah situasi yang seharusnya menjadi momen evaluasi, pemerintah justru memilih untuk memberikan penghargaan tanpa kritik, seolah mengabaikan potensi terjadinya eksesivitas dalam penanganan massa.
Baginya, langkah ini bertentangan dengan prinsip akuntabilitas yang seharusnya dijunjung tinggi.
Apalagi dalam aksi demonstrasi, seorang anggota ojol bernama Affan Kurniawan tewas terlindas mobil Brimob.