Bella, yang berhasil lolos menjadi anggota DPRD Kabupaten Buru, Maluku, dari Partai NasDem pada Pemilu 2024, membuat keputusan mengejutkan dengan mengundurkan diri.
Padahal, masa jabatannya belum genap satu tahun setelah dilantik pada 30 September 2024.
Melalui akun media sosialnya, Bella mengumumkan pengunduran dirinya secara resmi pada Agustus 2025.
Alasannya pun sangat personal dan menyentuh. Bella mengaku keputusannya adalah hasil perenungan panjang antara tugas publik dan panggilan hati sebagai seorang ibu.
“Keputusan ini merupakan renungan panjang antara panggilan tugas dan suara hati. Di tengah riuhnya amanah publik, ada suara lembut yang memanggil dari rumah, suara seorang anak yang membutuhkan kasih sayang dan perhatian yang tak tergantikan,” ungkapnya.
Sikap Bella ini menunjukkan sisi lain dari kerasnya dunia politik, di mana prioritas keluarga bisa menjadi alasan utama untuk melepaskan karier yang baru saja dirintis.
Tak Hanya Dinonaktifkan, Banyak yang Gugur Sebelum Berperang
Jauh sebelum drama penonaktifan ini, banyak artis yang harus mengubur mimpinya menjadi wakil rakyat karena gagal meraup suara yang cukup di pemilihan legislatif.
Panggung politik terbukti lebih kejam dari panggung hiburan, di mana popularitas saja tidak cukup menjadi tiket menuju Senayan.
Baca Juga: Diburu Polisi, Siapa Dalang Aksi Penjarahan Rumah Uya Kuya di Duren Sawit Jaktim?
Pada Pemilu 2024, sederet nama beken harus menerima kenyataan pahit. Musisi Anang Hermansyah dan Kris Dayanti, yang sebelumnya sudah pernah menjabat, gagal mempertahankan kursinya.
Nasib serupa dialami oleh para pendatang baru yang mencoba peruntungan.
Nama-nama seperti Vicky Shu, yang bahkan sudah dua kali gagal dalam pencalonan, menunjukkan betapa sulitnya menembus benteng parlemen.
Begitu pula dengan Jeje Ritchie Ismail atau Jeje Govinda, suami dari Syahnaz Sadiqah, yang harus menelan kekalahan dalam upaya pertamanya menjadi calon legislatif.
Deretan artis lain yang juga gagal antara lain Hengky Kurniawan dari PDIP, pedangdut Gita KDI, hingga komedian Ronal Surapradja.
Kegagalan mereka membuktikan bahwa elektabilitas seorang artis tidak selalu berbanding lurus dengan perolehan suara di daerah pemilihan yang ketat.