- Agnez Mo kirim pesan damai lewat lagu dari Toronto.
- Ia mengajak masyarakat introspeksi diri, bukan melakukan anarki.
- Agnez meminta warga tidak terprovokasi dan saling menjaga persatuan.
Suara.com - Agnez Mo tak tinggal diam melihat situasi tanah air yang memanas belakangan ini.
Usai menyindir EQ anggota DPR RI yang rendah, Agnez Mo akhirnya engirimkan pesan damai yang menggetarkan hati melalui suara emasnya menyanyikan lagu "Ibu Pertiwi" dan "Indonesia Pusaka".
Lewat Instagram pribadinya, Agnez Mo mengunggah video sederhana dirinya sedang menyanyikan dua lagu tersebut.
"Maaf kalau cuma bisa seadanya. Saat ini saya sedang di Toronto, berusaha fokus mengukir prestasi (yang ujung-ujungnya juga demi nama negeri sendiri)," ujar Agnez Mo pada unggahannya di Instagram, Rabu 3 September 2025.
Agnez Mo yang sedang sibuk syuting di Toronto. Kanda itu pun meminta maaf jika video persembahannya terkesan seadanya karena keterbatasan waktu dan kondisi.
"Di tengah kesibukan syuting (dan juga sebenarnya sedang fisio karena ada cedera ringan), saya tidak bisa menutup mata terhadap apa yang terjadi di Indonesia," sambungnya.
Pelantun "Matahariku" ini mengaku hanya memiliki waktu satu hari untuk merekam dua lagu nasional tersebut menggunakan peralatan sederhana.
Namun, niat tulus di baliknya jauh lebih besar dari sekadar kesempurnaan teknis.
"Maaf kalau mungkin hasilnya tidak sempurna, namun di tengah kesibukan saya, akhirnya saya hanya punya waktu 1 hari untuk menyanyikan 2 lagu nasional Indonesia tercinta ini dan memotretnya dengan kamera sederhana," lanjutnya.
Baca Juga: Dasco Minta Maaf Atas Kekeliruan DPR di Depan Mahasiswa: Hentikan Tunjangan, Moratorium Kunjungan LN
Bagi Agnez, lagu ini adalah pengingat bahwa kekerasan dan anarki bukanlah jalan keluar.
Ia mengajak seluruh masyarakat untuk melakukan introspeksi diri di tengah situasi yang genting.
"Saya berharap hal ini dapat membawa sedikit kedamaian bagi sesama masyarakat Indonesia, sebuah pengingat bahwa anarki bukanlah jawabannya, namun refleksi diri adalah jawabannya. Anarki bukan jawabannya, tapi instrospeksi diri," jelas Agnez Mo.
Dalam unggahannya, Agnez juga menyinggung perjuangannya mengharumkan nama bangsa di kancah global yang dilakukannya dengan biaya sendiri.
"Meski begitu, harapan saya terhadap Indonesia tetap kuat. Saya selalu berusaha membawa dan mengharumkan nama Indonesia di kancah dunia (ya…dengan biaya sendiri, dengan uang sendiri, dan dengan sumber daya saya sendiri)," ungkapnya.
Meskipun sejumlah orang sering kali menunggangi prestasinya di kancah internasional, itu tetap tak menyurutkan keyakinan Agnez Mo bahwa Indonesia bisa jauh lebih baik.
"Bahkan ketika beberapa orang mencoba mengeksploitasi nama saya untuk kepentingan mereka sendiri atau memanfaatkan saya sebagai pengalih perhatian di masa lalu, harapan saya tak pernah goyah. Keyakinan saya selalu bahwa Indonesia akan bangkit," sambungnya.
Agnez Mo pun meminta masyarakat untuk tidak mudah terhasut dan dimanipulasi di tengah kekacauan yang sedang terhadi.
Pelantun lagu "Tak Ada Logika" ini juga mengingatkan bahwa sekarang ini Indonesai sudah lebih kuat dibandingkan masa kelam 1998.
"Jadi, izinkan saya mengatakan ini dengan tegas: jangan biarkan diri kalian terprovokasi, jangan biarkan diri kalian dimanipulasi, kita lebih bijaksana, kita lebih kuat, kita bukan lagi Indonesia tahun 1998," ujar Agnez Mo.
Agnez Mo pun sepakat dengan ajakan agar warga Indonesia saling jaga satu sama lain, karena semua saling terikat dalam semboyan Bhinneka Tunggal Ika
"Warga jaga warga. Karena pada akhirnya, kita adalah satu bangsa, terikat oleh satu kebenaran: Bhinneka Tunggal Ika," tegasnya.
Tak lupa, ia juga memberikan sedikit edukasi mengenai sejarah kedua lagu tersebut untuk para pengikutnya yang berasal dari luar Indonesia.
"Bagi para pengikut saya yang bukan warga Indonesia, lagu-lagu indah ini, "Ibu Pertiwi" (sekitar tahun 1908), sebenarnya diadaptasi dari himne Kristen "What a Friend We Have in Jesus" (puisi karya Joseph M. Scriven, 1855; melodi karya Charles C. Converse, 1868). Kemudian pada tahun 1908, Kamsidi Samsuddin menulis lirik-lirik indah Ibu Pertiwi ini. Indonesia Pusaka ditulis oleh Ismail Marzuki," jelas Agnez Mo.