- Arie Kriting ragu berkomentar karena takut dituduh menerima bayaran.
- Ruang untuk berbeda pendapat kini dirasa semakin sempit.
- Dulu takut pemerintah, sekarang takut berseberangan dengan siapa pun.
Suara.com - Komika Arie Kriting turut buka suara setelah sejumlah musisi membatalkan jadwal manggungnya di Pestapora 2025, karena menggandeng PT Freeport sebagai salah satu sponsor.
Melalui akun X miliknya, Arie Kriting menyiratkan keinginannya untuk memberikan pendapat mengenai hal tersebut, tetai takut dituduh mendapat bayaran.
"Pengen banget ngomong, tapi nanti dituduh terima uang gak nih? Kalau dituduh terima uang, malas kita," cuit Arie Kriting pada akun X-nya, Sabtu (6/9/2025).
Guna menegaskan integritasnya dan membuktikan bahwa kekhawatirannya bukan soal materi, suami Indah Permatasari ini bahkan menyinggung sebuah penawaran fantastis yang pernah ia tolak di masa lalu.
"Sudah pernah nolak duit Rp 1,3 miliar soalnya, padahal tabungan pribadi gak nyampe setengahnya," kata Arie Kriting, seolah menegaskan bahwa prinsipnya tidak bisa dibeli.
Salah satu pengguna X pun meminta Arie Kriting tetap bersuara guna memberikan opini penyeimbang di tengah pro dan kontra yang terjadi.
Namun, Arie Kriting tetap merasa ragu karena khawatir pendapatnya justru akan membuatnya dimarahi atau diserang orang.
"Keluarkan bang, bantuin ucup setidaknya ada beberapa opini penyeimbang dan kasih paham yang belum tahu," tulis akun @kerjadarirumah**.
"Dimarahin gak nantinya. Ogah ah kalau ntar dimarah-marahin doang," balas Arie Kriting.
Baca Juga: Mulan Jameela Lulusan Apa? Pendidikannya sebagai Anggota DPR Disinggung Lita Gading
Kemudian, ia berusaha menuangkan kegalauannya dalam sebuah refleksi yang lebih dalam.
Menurutnya, ruang untuk berbahagia dan berpendapat kini semakin sempit, bahkan di antara teman sendiri.
Ia menyayangkan hilangnya rasa persaudaraan dan mudahnya timbul amarah hanya karena perbedaan pandangan.
"Menurutku, kita tuh gak punya banyak hal. Hanya sedikit tempat buat kita bisa bahagia. Kita hanya punya satu sama lain. Jangan gampang marah sama teman sendiri. Kasihan temannya," ujar Arie Kriting.
Puncaknya, Arie membandingkan iklim kebebasan berpendapat di masa lalu dengan kondisi saat ini.
Jika dulu ketakutan utama adalah menyinggung pemerintah, kini ketakutan itu telah bergeser menjadi kekhawatiran untuk berseberangan dengan siapa pun, termasuk lingkaran pertemanan sendiri.