- Komika Ge Pamungkas berorasi tajam di unjuk rasa mahasiswa.
- Orasinya menyindir politisi, ketimpangan ekonomi, dan kenaikan pajak memberatkan.
- Kritik humornya berhasil membakar semangat massa aksi dan viral.
Suara.com - Panggung unjuk rasa di depan Gedung DPR RI, Senin (1/9/2025), mendadak riuh dengan kehadiran sosok yang tak terduga.
Komika sekaligus aktor, Ge Pamungkas, tampil di atas mobil komando, bukan untuk melontarkan lelucon, melainkan menyampaikan orasi tajam yang menusuk dan penuh sindiran.
Gayanya yang santai namun berisi berhasil membakar semangat ribuan mahasiswa dan masyarakat yang hadir.
Orasinya yang lugas dengan cepat menjadi viral, dianggap mewakili kegelisahan banyak orang.
Berikut adalah lima poin paling menohok dari orasi Ge Pamungkas yang menggema hari itu.
1. Salam Pembuka yang Langsung Menyindir Keras
Ge Pamungkas tidak memerlukan pemanasan. Ia membuka orasinya dengan kalimat yang langsung menyasar dan memancing tawa sekaligus sorak-sorai massa.
Sasarannya adalah politisi Ahmad Sahroni, yang ijazahnya sempat menjadi perbincangan publik.
"Selamat sore rekan-rekan mahasiswa yang nilai IPK-nya lebih tinggi daripada ijazah Sahroni," pekik Ge, yang sontak disambut gemuruh tepuk tangan.
Baca Juga: Kampus Diserang Hingga Mahasiswa Dituduh Makar di Bandung, Ge Pamungkas Senggol Dedi Mulyadi
Kalimat pembuka ini tidak hanya cerdas, tetapi juga efektif untuk membangun koneksi instan dengan audiens mahasiswa dan menetapkan nada kritis untuk sisa orasinya.
2. Menggugat Ironi Negara Kaya Rakyat Miskin
Setelah menyita perhatian, Ge langsung masuk ke jantung permasalahan ketimpangan ekonomi. Ia menyoroti narasi klise pemerintah tentang kekayaan Indonesia yang berbanding terbalik dengan kondisi rakyatnya.
![Ge Pamungkas [Sumarni/Suara.com]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2019/09/10/62695-ge-pamungkas-sumarnisuaracom.jpg)
“Mereka bilang Indonesia negara kaya. Tapi pertanyaannya dari dulu, kenapa rakyatnya miskin? Jawabannya karena mereka yang kaya!” tegasnya.
Ia melanjutkan dengan sindiran tentang kesejahteraan, “Katanya rakyat sejahtera, rakyat bahagia. Tapi ini faktanya Dewan Perwakilan yang sejahtera dan Dewan Perwakilan yang bahagia.”
3. Pajak Rakyat Bukanlah Upeti
Salah satu isu yang paling sensitif, kenaikan pajak di tengah kesulitan ekonomi, tak luput dari kritiknya.
Ge dengan lantang menyuarakan bahwa kenaikan pajak yang dibebankan kepada rakyat tidak sebanding dengan kenaikan tunjangan yang dinikmati para pejabat.
“Pajaknya naik, tunjangan juga naik. Bos, kita mau bayar pajak, bukan upeti!” seru Ge.
Penggunaan kata upeti menjadi metafora kuat yang menggambarkan pajak seolah-olah persembahan wajib dari rakyat jelata kepada para penguasa.
4. Melawan Propaganda dan Menegaskan Musuh Bersama
Ge menyadari adanya upaya untuk mendelegitimasi gerakan massa dengan tuduhan ditunggangi kepentingan politik.
Ia dengan tegas membantah narasi tersebut dan memperjelas siapa musuh sebenarnya.
“Sekarang DPR ingin mencoba propaganda, bilang kalau gerakan kita ini nggak steril,” ujarnya.
"Sekarang saya selebgram Instagram, selebragram TikTok. TikTok Live nggak ada, Bos. Kita demonstrasi bukan mau joget di sini, gob**k," terang Ge.
Ia kemudian memimpin massa untuk menegaskan, “Musuh kita adalah DPR atau rakyat? DPR!” Kalimat ini memperkuat solidaritas dan memfokuskan kembali tujuan utama dari aksi tersebut.
5. Peringatan Dini Soal Penyusup dan Intel
Di akhir orasinya, Ge memberikan peringatan praktis yang sangat relevan dalam setiap aksi massa: waspada terhadap penyusup. Dengan gaya khasnya, ia memberikan ciri-ciri yang mudah diingat dan mengundang tawa, namun pesannya sangat serius.
“Teman-teman sekalian, jangan mau dipropaganda. Musuh kita DPR, bukan rakyat. Waspada sama intel-intel. Waspada sama mahasiswa pakai jaket mahasiswa tapi mukanya kayak dosen. Waspada,” tutupnya, yang lagi-lagi disambut tawa dan teriakan setuju dari para demonstran.
Orasi Ge Pamungkas hari itu menjadi bukti bahwa kritik sosial dapat disampaikan dengan berbagai cara.
Melalui humor dan sindiran tajam, ia berhasil merangkum kegelisahan publik, memberikan semangat, sekaligus pengingat penting bagi para peserta aksi untuk tetap solid dan waspada.