- Ferry Irwandi menegaskan bahwa aksi demonstrasi bukan sekadar formalitas, karena telah terbukti menghasilkan perubahan nyata seperti pembentukan Satgas PHK dan pencabutan tunjangan DPR.
- Ia menyebut aksi masyarakat, baik di media sosial maupun lapangan, memiliki dampak besar dalam menekan elite politik agar lebih sadar diri dan peka terhadap suara rakyat.
- Ferry juga menyindir anggota dewan yang dinonaktifkan agar segera mundur demi menjaga harga diri, serta mengkritik “kuping tipis” para pejabat yang tak siap menerima kritik publik.
Suara.com - Kreator konten sekaligus aktivis Ferry Irwandi menjawab tegas anggapan salah satu warganet yang menyebut aksi demonstrasi cuma formalitas belaka.
Jawaban menohok itu dilontarkan oleh Ferry sendiri saat momen tanya jawab yang diunggah di Instagram pribadinya, @irwandiferry, kemarin malam pada Rabu, 3 September 2025.
Saat itu Ferry Irwandi menanggapi salah satu komentar warganet yang menyebut aksi di lapangan cuma formalitas saja.
"Kacau bung. Aksinya hanya sebagai formalitas saja," bunyi salah satu pernyataan netizen yang diposting Ferry Irwandi di Instagram Story.
Influencer berusia 33 tahun ini langsung membantah tudingan tersebut. Ferry menyebut semua aksi yang terjadi di masyarakat bukan cuma formalitas.

Meski mungkin masih jauh dari sempurna, tetapi suara dan aksi masyarakat tetap menimbulkan dampak yang signifikan.
"Gak kok, gak formalitas. Belum sempurna memang, masih jauh, tapi jangan kecilkan yang disuarakan seluruh kawan-kawan di Indonesia," tegur Ferry Irwandi.
Ferry Irwandi juga menjabarkan beberapa perubahan yang sudah terjadi akibat dampak suara dan aksi demo yang terjadi di masyarakat.
YouTuber yang vokal dalam menyuarakan aspirasi rakyat ini menyebut salah satunya satgas PHK sudah dibuat dan tunjangan DPR dicabut.
Baca Juga: Ferry Irwandi Kritik Pedas: Pemerintah Salah Kaprah Menyalahkan Demonstran
"Satgas PHK udah dibuat. Tanpa aksi teman-teman, tunjangan itu tetap ada, pengaruh TNI-Polri bakal tetap kuat, elit bakal tetap romantis hengki-pengki," jelasnya.

Lebih lanjut Ferry Irwandi juga menegaskan kalau aksi teman-teman di lapangan kini membuat para politisi lebih tahu diri dan peka.
Peran masyarakat sangat besar, baik itu di media sosial atau demo di lapangan, semuanya berdampak penting buat perubahan.
"Dampak setelah ini bakal beda, gue rasa dengan semua yang terjadi, politisi akan lebih sensitif dan tahu diri," kata influencer kelahiran tahun 1991 ini.
"Mau di media sosial, mau di lapangan, kita semua sudah mengambil peran," pungkasnya.
Netizen lain juga menyoroti beberapa anggota dewan yang dinonaktifkan imbas dari kontroversi yang terjadi.
Diketahui keempat pesohor yang dianggap menimbulkan gejolak di masyarakat terkait pernyataan dan tindakan mereka, yakni Ahmad Sahroni, Eko Patrio, Nafa Urbach, dan Uya Kuya kini kompak dinonaktifkan.
"Mereka yang dinonaktifkan apa sama halnya dipecat, Bang?" tanya salah satu warganet ke Ferry Irwandi.
Ferry Irwandi tegas menjawab kalau para anggota dewan itu harusnya mengundurkan diri kalau memang sadar diri.
"Harusnya kalau sadar diri ya mengundurkan dirilah," ujar Ferry Irwandi menohok.
Menurut pria asal Jambi ini, kalau mereka masih punya sisa-sisa harga diri mereka akan memilih mundur daripada tiba-tiba di-PAW atau Penggantian antarwaktu.
"Udah kayak gitu masih aja nggak mau rugi. Kalau gue jadi mereka mundur ya, daripada tiba-tiba di-PAW," lanjutnya.
"Seenggaknya masih ada sedikit sisa-sisa harga diri," tuturnya blak-blakan.
Sementara itu, saat menjadi bintang tamu di podcast Denny Sumargo bareng Pasha Ungu beberapa waktu lalu, Ferry sempat menyindir kalau kuping DPR terlalu tipis.
Menurut Ferry, selain harus punya public speaking yang bagus, anggota DPR juga diharapkan memiliki pendengaran yang baik.
Telinga DPR tidak boleh terlalu tipis. Hal ini arena sebagai civil servant atau pelayan masyarakat, pendengaran mereka harus bagus agar mampu mendengarkan aspirasi rakyat.
"Kan namanya pejabat pemerintah itu kan selalu dibilang public speaking-nya harus bagus tuh. Itu enggak masalah. Tapi satu lagi yang harus bagus, pendengarannya sih," ujar Ferry Irwandi terang-terangan di podcast Curhat Bang Denny Sumargo beberapa waktu lalu.
"Kupingnya terlalu tipis kadang dan akhirnya tipisnya kuping itu menghasilkan masalah yang lebih besar lagi," ungkapnya menegaskan.
Kontributor : Yoeni Syafitri Sekar