- Bedu tak anggap cerai sebagai kegagalan, tapi sebagai bentuk ketidakberuntungan dalam rumah tangga.
- Ia ibaratkan pernikahan sebagai ibadah panjang yang butuh kesabaran dan fokus untuk dijalani.
- Masalah berulang ganggu keharmonisan, Bedu pilih jalani ujian hidup ini dengan sabar dan ikhlas.
Suara.com - Komedian Bedu tengah menghadapi proses perceraian dengan istrinya di Pengadilan Agama Jakarta Selatan.
Di tengah proses tersebut, lelaki 46 tahun membagikan pandangannya tentang prahara rumah tangga yang sedang dihadapi.
Saat ditanya apakah dirinya merasa gagal sebagai seorang nahkoda dalam bahtera rumah tangga, Bedu menjawabnya dengan santai.
Ia menolak anggapan tersebut dengan sebuah perumpamaan yang mendalam.
Bagi Bedu, apa yang dialaminya bukanlah sebuah kegagalan, melainkan sebuah ketidakberuntungan.
![Bedu usai mengikuti sidang cerai di Pengadilan Agama Jakarta Selatan, Selasa, 30 September 2025. [Suara.com/Adiyoga Priyambodo]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/09/30/69753-bedu.jpg)
"Kalau jadi kepala rumah tangga, saya nggak merasa gagal. Cuma ngerasa kurang beruntung. Beda gagal sama kurang beruntung ya. Kalau kurang beruntung kan bisa dicoba lagi," jelasnya usai hadir sidang perdana, Selasa, 30 September 2025.
Bedu menganalogikannya dengan dunia politik, di mana kegagalan bisa menjadi jalan untuk kemenangan di kemudian hari.
"Karena ada orang yang gagal di pemilihan jadi anggota dewan, kemudian dia nyalon lagi, terpilih. Gagal jadi presiden, nyalon lagi jadi presiden, terpilih jadi presiden," tuturnya.
Bedu juga memandang perceraian ini sebagai bagian dari ujian kehidupan.
Baca Juga: Bedu Ungkap Masalah yang Terjadi di Balik Perceraiannya
Ia meyakini bahwa kesabaran adalah kunci untuk menghadapi semua cobaan yang datang.
"Ada kegagalan, ada kurang beruntung. Ya tinggal bersabar aja menghadapi ini semua," kata Bedu.
Ia juga mengibaratkan pernikahan sebagai ibadah terpanjang yang membutuhkan kesabaran dan fokus.
Menurutnya, masalah yang terus-menerus terjadi dapat mengganggu fokus atau kekhusyukan dalam beribadah.
"Rumah tangga itu kan ibadah yang paling lama, ya kan? Ibadah itu kan harus sabar, harus khusyuk, ya kan? Tapi kalau ibadah kitanya nggak sabar, jadi nggak khusyuk, itu juga kan nggak bagus," ujar Bedu.
"Jadi harus khusyuk itu artinya fokus. Nah, kalau masalah itu terus terjadi, ya kita nggak bisa fokus," pungkas Bedu.