-
Seorang pengemudi wanita mengaku ditipu petugas SPBU yang hanya mengisi BBM senilai Rp20.000 meski ia membayar Rp50.000.
-
Kecurangan terbongkar setelah ia meminta struk dan melihat kendaraan lain bisa mengisi hingga Rp200.000.
-
Warganet mengingatkan pentingnya memeriksa meteran dispenser dan selalu meminta struk untuk mencegah penipuan serupa.
Suara.com - Sebuah kisah pahit yang dialami seorang pengemudi wanita saat mengisi bahan bakar di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) milik pemerintah baru-baru ini viral di media sosial.
Curhatannya menjadi pengingat bagi masyarakat untuk selalu waspada, karena apa yang ia alami bisa menimpa siapa saja.
Kejadian bermula ketika wanita tersebut hendak mengisi bensin mobilnya. Saat tiba gilirannya, seorang petugas SPBU menghampirinya dengan informasi yang tidak biasa.
"Mbak, isinya Rp50 ribu saja ya, bensinnya sudah mau habis soalnya," ujar sang petugas, memberikan kesan bahwa stok bahan bakar di SPBU tersebut sedang menipis.
Tanpa menaruh curiga, pengemudi wanita itu pun setuju. Namun, setelah proses pengisian selesai, sebuah kejanggalan langsung ia rasakan.
Jarum indikator bensin di dasbor mobilnya nyaris tak beranjak, tidak menunjukkan penambahan yang signifikan layaknya pengisian senilai Rp50 ribu.
Rasa curiga pun muncul. Untuk memastikan transaksinya, ia berinisiatif meminta struk atau bukti pembayaran kepada petugas tersebut. Di sinilah akal-akalan sang petugas mulai terbongkar.
Betapa terkejutnya ia saat melihat angka yang tertera di struk. Bukti pembayaran itu dengan jelas menunjukkan bahwa bahan bakar yang masuk ke tangki mobilnya hanya senilai Rp20.000, bukan Rp50.000 seperti yang ia bayarkan.
Kekecewaannya semakin memuncak ketika ia melihat pemandangan kontradiktif tepat di belakang mobilnya.
Baca Juga: Momen Makan Sehat Penuh Gizi di Tanah Papua Tuai Pujian, Sentil Polemik MBG
Sebuah kendaraan lain yang mengantre setelahnya justru dilayani dan bisa melakukan pengisian bahan bakar hingga senilai Rp200.000.
Momen ini secara telak mematahkan dalih bensin habis yang sebelumnya dilontarkan oleh si petugas.
Saat dikonfrontasi, petugas tersebut memberikan alasan yang plin-plan dan tidak konsisten.
Mulai dari tetap bersikukuh bensin habis, hingga berkelit, "Oh, saya dengarnya Rp50 ribu."

Merasa telah dicurangi, wanita tersebut memutuskan untuk membagikan pengalamannya di media sosial.
Kisahnya langsung menuai respons luas dari warganet. Banyak yang ikut geram, sementara tidak sedikit yang berbagi pengalaman serupa.
"Nah percayakan sekarang kalau malas isi di pertamina. nomer satu petuganya nggak ada yang ramah. Nomer dua takeran selalu kurang, nomer tiga nggak ada pelayanan seperti di SPBU swasta lainnya. Apa lagi SPBU di cipondoh Jln.Hasyim Ashari Tangerang Kota, petugasnya doyan ngobrol kita kayak ngemis kalau mau isi bensin," komen seorang warganet.
"Semua masrakat semua pahamlah gimana kualitas SDM-nya," komen warganet lainnya.
Insiden ini menjadi alarm keras bagi semua konsumen. Warganet ramai-ramai mengingatkan pentingnya dua hal saat mengisi BBM.
Selalu perhatikan angka di meteran dispenser SPBU dan jangan pernah ragu untuk meminta struk pembayaran.
Bukti fisik seperti struk adalah senjata utama konsumen jika menemukan kejanggalan dan ingin mengajukan komplain.
Kasus ini menegaskan bahwa sikap kritis dan teliti adalah kunci untuk terhindar dari potensi kerugian akibat ulah oknum tidak bertanggung jawab.