-
Film “Pesugihan Sate Gagak” angkat masalah cinta, ekonomi, dan status sosial masyarakat.
-
Karakter Anto mewakili dilema percintaan, sementara teman-temannya menghadapi masalah tahta dan utang pinjol.
-
Ardit berharap film ini menghibur sekaligus memberi pesan moral dan jenaka tentang hidup dan cinta.
Suara.com - Komika Ardit Erwandha mengungkap pesan mendalam di balik perannya dalam film terbaru bergenre horor komedi, Pesugihan Sate Gagak.
Lelaki berusia 34 tahun itu memerankan karakter bernama Anto, yang menghadapi dilema pelik percintaan dan tuntutan finansial.
Menurutnya, karakter Anto bersama dua rekannya sengaja dibuat untuk merepresentasikan masalah yang jamak terjadi di tengah masyarakat.
"Di sini kami bertiga mewakili mungkin permasalahan yang sering terjadi di masyarakat, gitu ya. Mungkin harta, tahta, wanita," ujar Ardit Erwandha usai sesi screening film Pesugihan Sate Gagak di XXI Epicentrum, Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu, 5 November 2025.
Ia menjelaskan bahwa masing-masing karakter utama dalam film tersebut mewakili satu problematika spesifik yang sangat relevan dengan kehidupan banyak orang saat ini.
![Salah satu pemain film Petualangan Sherina 2, Ardit Erwandha, saat berkunjung ke Redaksi Suara.com, Jakarta, Senin (14/8/2023) [Suara.com/Hyoga]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2023/08/14/45706-salah-satu-pemain-film-petualangan-sherina-2-ardit-erwandha.jpg)
"Nah, saya ini masalahnya adalah wanitanya, Yono adalah tahtanya. Jadi, Anto ingin melamar, Yono ingin membuktikan ke orang tua, ini (Beni) terjebak oleh pinjol," sambung Ardit Erwandha.
Melalui penggambaran tiga masalah fundamental tersebut, Ardit berharap film ini dapat menjadi cerminan sekaligus pengingat bagi para penonton.
"Diharapkan kami bertiga mampu mewakili ke masyarakat mungkin yang merasakan kesulitan ekonomi, dan tahu kalau sebenarnya cara yang instan itu tidak baik," tuturnya.
Secara khusus, komika jebolan Stand Up Comedy Indonesia ini juga memberikan pesan jenaka bagi para lelaki yang sedang berjuang demi cinta, terutama terkait persoalan mahar.
Baca Juga: Ariel NOAH Jadi Dilan Dewasa di Film Terbaru, Pidi Baiq: Sejuta Persen Setuju
Dalam candanya, Ardit menyentil para calon mertua untuk tidak menuntut mahar terlalu tinggi dari para calon menantu.
"Ya mungkin buat teman-teman yang memperjuangkan cintanya, mungkin bisa diobrolin maharnya jadi Rp50 juta dulu, jangan Rp150 (juta), pusing," kelakarnya.
Pada akhirnya, Ardit ingin Pesugihan Sate Gagak menjadi sebuah tontonan yang tidak hanya lucu dan relevan, tetapi juga bisa membuat penonton pulang dengan perasaan gembira.
"Jadi, masalah yang relate, tontonannya lucu, datang, senang, pulang happy, udah gitu. Jadi kayak tontonan yang menyenangkan," pungkasnya.