- Rumah produksi Dens Vision Multimedia akan merilis film horor-komedi berjudul Dukun Magang yang menampilkan benturan modernitas dan ilmu warisan.
- Film ini mengisahkan mahasiswa skeptis Raka terpaksa magang dukun setelah membebaskan Kuntilanak Hitam di Desa Kalimati.
- Ide cerita film ini lahir dari kegelisahan generasi muda yang menjauh dari tradisi, digarap dengan humor dari reaksi karakter menghadapi kengerian.
Suara.com - Siap-siap tertawa sambil bergidik ngeri! Rumah produksi Dens Vision Multimedia segera merilis film horor-komedi unik berjudul Dukun Magang.
Film ini menjanjikan perpaduan segar antara ketegangan supranatural dan kelucuan khas Indonesia, mengangkat kisah tentang benturan akal sehat modern dengan ilmu warisan leluhur yang penuh misteri.
Kisah berpusat pada Raka (diperankan oleh Jefan Nathanio), seorang mahasiswa yang logis dan skeptis, yang hanya ingin segera menyelesaikan skripsinya.
Namun, takdir membawanya pulang ke Desa Kalimati bersama Sekar (Hana Saraswati), mahasiswi cerdas yang mewarisi tradisi keluarganya.
![Ki Semar RBS, pencetus ide cerita film Dukun Magang. [Insagram]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/11/21/42917-film-dukun-magang.jpg)
Sebuah kesalahan fatal membuat Kuntilanak Hitam yang telah terkurung selama 12 tahun akhirnya terlepas, menebar teror di desa.
Untuk menebus kesalahannya, Raka terpaksa "magang" menjadi murid dukun legendaris, Mbah Djambrong (Adi Sudirja).
Perjalanan Raka pun dimulai, dari ritual topo patigeni, meracik sesajen ayam belang telon, hingga berburu tali pocong perawan dalam sebuah petualangan yang kocak sekaligus menegangkan.
Lahir dari Kegelisahan Anak Muda dan Tradisi
Menurut Ki Semar RBS, pencetus ide cerita, Dukun Magang lahir dari kegelisahannya melihat generasi muda yang semakin menjauh dari tradisi karena merasa sudah modern.
Baca Juga: Sinopsis Leak 2: Jimat Dadong, Teror Ilmu Hitam Bali yang Tayang Hari Ini
"Lewat benturan antara karakter Raka dan Mbah Djambrong, saya ingin menunjukkan bahwa akal sehat dan ilmu warisan sebenarnya bisa saling berdialog, bukan saling meniadakan," ujar Ki Semar.

Gagasan ini diterjemahkan secara visual oleh sang sutradara dengan menampilkan kontras tajam antara dunia kampus yang modern dan Desa Kalimati yang remang-remang, penuh asap dupa, dan bernuansa mistis.
Komedi Cerdas di Jantung Horor
Lalu, bagaimana film ini menyeimbangkan tawa dan takut? Sutradara menjelaskan bahwa kunci kelucuan film ini bukan pada lelucon verbal, melainkan pada reaksi manusiawi para karakternya saat menghadapi situasi mencekam.
"Horornya harus tetap serius, sementara komedinya muncul dari reaksi para tokoh yang gagal bersikap serius," imbuhnya.
Kehadiran duo sahabat Boiman dan Fajar menjadi pemantik tawa di saat-saat paling tegang, didukung ritme penyuntingan yang cerdas untuk membangun humor.