Suara.com - 6 Film Panjang Terbaik FFI Bertema Isu Perempuan: Poligami, Kekerasan Seksual, hingga Perjuangan Ibu Tunggal
Ajang penghargaan perfilman terbesar di Indonesia, Festival Film Indonesia (FFI) 2025, resmi mengumumkan para pemenang.
Tahun ini, film Pangku (2025) garapan Reza Rahadian berhasil menyabet gelar Film Panjang Terbaik, mengungguli sejumlah nominasi kuat lainnya.
Pangku termasuk dalam deretan film panjang FFI yang membahas isu-isu perempuan secara mendalam.
Sentuhan kritik sosial yang kuat, keenam film berikut menghadirkan kisah tentang poligami, kekerasan seksual, hingga perjuangan hidup seorang ibu tunggal.
Berikut daftar film panjang terbaik FFI bertema isu perempuan.
1. Athirah (2016)

Diproduksi oleh Miles Films, Athirah dinobatkan sebagai Film Panjang Terbaik FFI 2016.
Film ini diadaptasi dari kisah nyata ibu Wakil Presiden Jusuf Kalla, yang harus menghadapi kenyataan pahit ketika suaminya memilih menikah lagi.
Alih-alih meninggalkan rumah, Athirah tetap bertahan demi anak-anak dan membangun usaha untuk menghidupi keluarga.
Baca Juga: Dituding Ikut Memenangkan Omara di FFI 2025, Ini Respons Prilly Latuconsina
Keputusannya yang tegar dan berbeda dari kebanyakan perempuan menjadi sorotan utama.
Film ini membuat Riri Riza terpilih sebagai Sutradara Terbaik, sedangkan Cut Mini meraih Pemeran Utama Wanita Terbaik FFI 2016.
2. Marlina, Si Pembunuh dalam Empat Babak (2017)

Film karya sutradara Mouly Surya ini tidak hanya menjadi Film Terbaik FFI 2017, tetapi juga sukses diputar di berbagai negara.
Dari 14 nominasi, film ini membawa pulang 10 Piala Citra.
Ceritanya mengikuti perjalanan Marlina, seorang perempuan yang diperkosa di depan jenazah suaminya oleh sekelompok penagih utang.
Dalam upaya membela diri, Marlina meracuni dan memenggal kepala pemimpinnya.
Ia kemudian melakukan perjalanan dari satu kota ke kota lain untuk menuntut keadilan sambil membawa kepala pelaku.
3. Penyalin Cahaya (2021)

FFI 2021 menobatkan Penyalin Cahaya sebagai Film Panjang Terbaik setelah meraih 14 penghargaan dari total 19 nominasi.
Film ini bahkan mendapat apresiasi internasional lewat penayangannya di Busan International Film Festival.
Kisahnya berfokus pada Suryani, mahasiswa berprestasi penerima beasiswa yang hidupnya hancur setelah foto vulgar dirinya beredar saat ia tertidur di sebuah pesta.
Tidak tinggal diam, Suryani mencari tahu siapa pelaku pelecehan seksual tersebut yang ternyata juga melibatkan banyak korban lain.
Tokoh ini diperankan kuat oleh Shenina Cinnamon.
4. Before, Now & Then (2022)

Sering disebut dengan judul Nana, film ini unik karena seluruh dialog menggunakan bahasa Sunda lama.
Dari sebelas nominasi, film karya Kamila Andini ini menyabet lima penghargaan.
Film ini berkisah tentang Nana, seorang perempuan desa yang menikah dengan lelaki tua dan menjalani kehidupan keluarga yang tampak bahagia.
Namun luka masa lalu dan kerinduan pada mantan kekasih masih menghantuinya. Rumah tangganya semakin terguncang ketika sang suami diam-diam menikah lagi.
Meski begitu, Nana justru menjalin hubungan akrab dengan istri kedua tersebut.
5. Women from Rote Island (2023)

Meskipun tidak diproduksi oleh rumah produksi besar, film karya Jeremias Nyangoen ini berhasil menjadi Film Panjang Terbaik FFI 2023 dan membawa pulang empat Piala Citra.
Menariknya, sebagian besar pemain merupakan pendatang baru.
Film ini mengangkat kisah Orpa, ibu tunggal yang membesarkan tiga putrinya setelah ditinggal suami.
Film ini menyoroti kerasnya hidup perempuan yang dianggap tidak setara dengan laki-laki.
6. Pangku (2025)

Film terbaru karya Reza Rahadian ini mendapatkan empat Piala Citra dan empat penghargaan di Busan International Film Festival.
Pangku mengikuti kisah Sartika, perempuan muda yang sedang hamil tua dan diusir dari keluarganya.
Ia akhirnya bertemu pemilik warung di pesisir Pantura yang membantunya bertahan hidup.
Untuk menghidupi calon anaknya, Sartika bekerja sebagai pembuat kopi yang disajikan sambil dipangku pelanggan.
Film ini juga menyoroti isu sosial lain seperti rumitnya administrasi sekolah dan fenomena laki-laki menikah lagi saat istrinya menjadi TKW.
Film-film di atas menawarkan sudut pandang kuat tentang pengalaman perempuan di Indonesia.
Sebagian sudah kembali tayang di platform streaming seperti Netflix, sementara Pangku masih dapat dinikmati di bioskop seluruh Indonesia.
Kontributor : Safitri Yulikhah