Krisis Idola Anak: Antara Cuan dan Tanggung Jawab Moral Industri Musik

Jum'at, 28 November 2025 | 14:08 WIB
Krisis Idola Anak: Antara Cuan dan Tanggung Jawab Moral Industri Musik
Posan Tobing saat ditemui di kawasan Kemang, Jakarta Selatan pada Kamis, 26 November 2025. [Suara.com/Tiara Rosana]
Baca 10 detik
  • Musisi Posan Tobing khawatir Indonesia mengalami krisis lagu/idola anak, menyebabkan anak-anak mengonsumsi konten dewasa.
  • Posan menyentil musisi dan media untuk berhenti hanya memikirkan keuntungan material (cuan) saat membuat atau mempromosikan lagu anak.
  • Strategi Posan adalah menciptakan lagu anak dengan lirik edukatif namun aransemen musik yang modern (jaman now) agar menarik bagi anak-anak.

Suara.com - Musisi Posan Tobing meluapkan keresahannya terhadap kondisi industri musik Indonesia yang dinilai tengah mengalami krisis lagu anak.

Hal ini diungkapkannya saat peluncuran single "Anugerah Terindah" milik penyanyi cilik pendatang baru, Annisa Dalimunthe, di kawasan Kemang, Jakarta Selatan, pada Kamis, 27 November 2025.

Bersama mantan penyanyi cilik Chikita Meidy yang hadir sebagai host, Posan menyoroti fenomena miris di mana anak-anak zaman sekarang kehilangan sosok idola seusianya.

Akibat minimnya konten hiburan yang ramah anak di televisi maupun media sosial, anak-anak terpaksa mengonsumsi konten dewasa yang belum pantas untuk usia mereka.

Krisis Idola Cilik: Anak Kecil Tontonannya Dewasa

Posan, yang juga seorang ayah, mengaku khawatir melihat realitas bahwa etalase lagu anak di Indonesia semakin sedikit.

Dia melihat anak-anak masa kini lebih menggandrungi idola orang dewasa, baik dari segi lagu maupun cara berpakaian.

"Kekhawatiran itu ada karena gue kan bapak-bapak juga. Sekarang anak kecil itu idolanya udah yang dewasa-dewasa. Bahkan mereka berpakaian di video klipnya itu kurang pantas ditonton anak kecil," kata Posan Tobing di hadapan awak media.

Eks drummer band Kotak ini mencontohkan bagaimana grup vokal dewasa atau tren TikTok seringkali menjadi santapan sehari-hari balita hingga anak SD karena ketiadaan pilihan lain.

Baca Juga: Posan Tobing Gaet Annisa Dalimunthe Rilis Single Baru, Sindir Para Musisi soal Krisis Lagu Anak

"Aduh anak gue nonton, maaf, bagus juga grup itu (seperti BLACKPINK) tetapi kan itu bukan anak kecil. Terus tiba-tiba di TikTok ada lagu yang liriknya kurang pantas didengar anak-anak. Aduh ini gimana nih anak-anak?" keluhnya.

Hal ini diamini oleh Chikita Meidy. Pelantun "Kuku Ku" ini mengenang masa kejayaannya di era 90-an, di mana dukungan media terhadap penyanyi cilik sangat masif sehingga anak-anak memiliki role model yang sesuai usianya.

"Dulu tuh lagu anak banyak banget. Anak kecil banyak terinspirasi sama dia (Chikita). Kayak, 'Ih aku pengin kayak Chikita Meidy'. Sekarang tuh enggak ada," timpal Posan membandingkan situasi dulu dan sekarang.

"Sekarang universal banget. Kalau enggak kita setting baik-baik itu handphone, anak bisa bablas dengerin lagu-lagu yang enggak patut," tambah Chikita.

Sentilan Pedas untuk Pencipta Lagu: Jangan Cuma Mikir Cuan!

Berangkat dari kekhawatiran tersebut, Posan memutuskan untuk mulai menciptakan lagu anak-anak. Salah satunya, dia memproduseri Annisa Dalimunthe lewat label Aksen Entertainment.

×
Zoomed

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI