Pada Juli 2015, Tia pun memulai proses mempersiapkan sel telurnya di Utah Fertility Clinic sebelum diambil pada bulan berikutnya. Empat embrio dibuat menggunakan sel telur Tia dan sperma Steve, dan dua berhasil ditanamkan di rahim Chelsea.
Chelsea, yang berprofesi sebagai seorang guru, sangat senang ketika dia mengetahui dirinya hamil 10 hari kemudian, pada September 2015.
"Ketika bayi itu lahir, dia memiliki begitu banyak rambut gelap seperti yang diperkirakan Tia. Saat saya memeluknya untuk pertama kalinya, rasanya sangat menakjubkan. Saya tidak akan pernah bisa menggambarkannya," kata Chelsea.
"Tia datang menemui kami keesokan paginya, dan hal itu sangat spesial. Kami mengambil foto yang akan menjadi hal yang sangat berharga bagi kami," komentarnya.
Tia menambahkan, "Sangat lucu bahwa sel telur yang saya sumbangkan ternyata adalah bayi perempuan, karena rumah saya penuh dengan anak laki-laki."
Meskipun secara biologis Giselle adalah putrinya, Tia mengatakan, tidak ada yang perlu diragukan, bahwa Chelsea adalah ibunya.
"Saya tahu dia milik saya, tetapi sebenarnya tidak. Ibunya adalah Chelsea. Saya mencintainya, dia adalah bayi perempuan yang paling cantik," ungkap Tia.
Saat ini, Chelsea berharap memiliki anak lain untuk memberi Giselle saudara lelaki atau perempuan. Setelah pengambilan sel telur Tia, dokter di Utah Fertility Clinic menciptakan empat embrio, dua di antaranya akan ditanamkan di rahim Chelsea bulan mendatang.
"Kami sedang dalam proses mentransfer dua embrio terakhir kami, semoga Giselle mendapatkan saudara kandung," jelas Chelsea tanpa bisa membendung rasa bersyukurnya.
Baca Juga: Google Kini Bisa Perbaiki Tata Bahasa Pengguna Secara Otomatis