Suara.com - Waduh, Camilan Tidak Sehat Bikin Balita Alami Pendarahan di Bokong
Memberi balita camilan boleh-boleh saja. Namun pastikan camilan yang Anda berikan sesuai dengan kategori usianya ya.
Seorang balita asal Jiangsu, China, baru-baru ini masuk rumah sakit karena mengalami pendarahan di bokong. Diduga, balita keluarga Wang mengalami prolaps rektum, yakni bagian dari usus besar yang menonjol keluar dari anus.
Awalnya, balita tersebut sering merasa sakti di bokong, dan meninggalkan bercak darah di celana dalam.
Diketahui, keluarga besar Wang sering memberikan camilan yang tak sesuai dengan usia anaknya.
Dilansir Himedik dari Setn.com, Wang sering menemukan anaknya yang berusia 3 tahun itu mengalami pendarahan dan merasakan sakit di area pantat.
Setelah mengamatinya lebih detail, Wang melihat ada sesuatu yang aneh dan mengganggu di bagian anus anaknya. Ia pun langsung membawa anaknya ke rumah sakit karena takut terjadi sesuatu yang lebih buruk.
Sesampainya di rumah sakit, dokter mendiagnosis ada benjolan sebesar kacang di anus balita tersebut yang bisa hilang dengan cara dioperasi.
Ternyata benjolan sebesar kacang itu berkaitan dengan kebiasannya memberikan camilan kepada putranya. Kebiasaan mengonsumsi camilan tak sesuai itulah yang membuat anak laki-laki Wang mengalami sembelit berkepanjangan.
Baca Juga: Jalan Rusak, Ibu Hamil yang Pendarahan Terpaksa Ditandu Warga ke Puskesmas

Padahal anak balita seusia itu perlu konsumsi buah, sayuran, mengurangi gorengan, dan makanan ringan karena berpengaruh pada proses buang air besarnya (BAB).
Hal ini membuat balita Wang pun mengalami prolaps rektum (anus) yakni kondisi saat dinding rektum mengalami prolaps hingga menonjol keluar dari anus dan terlihat tumbuh di luar.
Selain itu, dokter juga memberi tahu pertolongan pertama jika anak mengalami prolaps rektum sebelum semakin memburuk dan harus dilakukan tindak operasi.
Dokter mengatakan orang tua bisa mengambil kain kasa dan menggunakan minyak goreng untuk menyeka anus anaknya secara berulang.
Tetapi, jika cara tersebut tidak membuat kondisi anak membaik, dokter menyarakan segera pergi ke rumah sakit. (Himedik/Shevinna Putti Anggraeni)