"Makanya kita mesti punya kemampuan sendiri, karena kalau kita mesti bergantung pada luar negeri, tidak ada yang sanggup mensuplai seperti itu dalam waktu pendek," tegasnya lagi.
Hingga kini, kendala teknis dari pengembangan vaksin belum terindikasi. Akan tetapi Prof Amin mengatakan banyak yang harus dikejar dan perlu menggerakkan semua peralatan yang ada, karena semuanya serba dikejar oleh waktu.
Sembari menanti vaksin, Lembaga Eijkman akan mengembangkan imunisasi pasif, yakni serum antivirus dengan memanfaatkan plasma dari orang-orang yang sudah sembuh dari virus corona Covid-19 tersebut, kemudian setelah dikembangkan akan disuntikkan ke orang-orang yang terinfeksi.
"Kita baru mau mulai, tapi hal serupa sudah diterapkan di China," lanjutnya.
Prof Amin berharap produksi vaksin corona Covid-19 hanya memerlukan waktu sesingkat-singkatnya. Tentu sangat dibutuhkan komitmen dan konsistensi dari semua pihak, termasuk dalam hal pendanaan dan sebagainya.