Alice Norin Alami Plasenta Previa dan Plasenta Akreta, Apa Gejalanya?

Senin, 14 September 2020 | 13:29 WIB
Alice Norin Alami Plasenta Previa dan Plasenta Akreta, Apa Gejalanya?
Alice Norin ditemui di Hotel Grand Mahakam, Jakarta Selatan, Sabtu (13/5/2017). (Suara.com/ Wahyu Tri Laksono)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News
Ilustrasi plasenta bayi. (Shutterstocks)
Ilustrasi plasenta bayi. (Shutterstocks)

1. Plasenta Previa
Plasenta Previa adalah kondisi ketika ari-ari atau plasenta berada di bagian bawah rahim, sehingga menutupi sebagian atau seluruh jalan lahir. 

Selain menutupi jalan lahir, plasenta previa dapat menyebabkan perdarahan hebat, baik sebelum maupun saat persalinan. Plasenta adalah organ yang terbentuk di rahim pada masa kehamilan. Organ ini berfungsi menyalurkan oksigen dan nutrisi dari ibu kepada janin, serta membuang limbah dari janin.

Normalnya, plasenta memang berada di bagian bawah rahim pada awal masa kehamilan, namun seiring pertambahan usia kehamilan dan perkembangan rahim, plasenta akan bergerak ke atas. Pada kasus plasenta previa, posisi plasenta tidak bergerak dari bawah rahim hingga mendekati waktu persalinan.

Gejala utama plasenta previa adalah perdarahan dari vagina yang terjadi pada akhir trimester kedua atau di awal trimester ketiga kehamilan. Perdarahan bisa banyak atau sedikit, dan akan berulang dalam beberapa hari. Perdarahan tersebut juga dapat muncul setelah berhubungan intim dan disertai dengan kontraksi atau kram perut.

2. Plasenta Akreta
Plasenta Akreta adalah kondisi di mana pembuluh darah plasenta (ari-ari) atau bagian-bagian lain dari plasenta tumbuh terlalu dalam pada dinding rahim.

Ini merupakan salah satu masalah kehamilan serius karena bisa membahayakan nyawa penderita. Setelah seorang wanita melahirkan, plasenta yang normal biasanya akan terlepas dari dinding rahim.

Namun pada plasenta akreta, sebagian atau seluruh plasenta tetap melekat erat pada dinding rahim. Kondisi ini sangat berisiko menyebabkan perdarahan pasca melahirkan yang hebat.

Saat kehamilan berlangsung, plasenta akreta umumnya tidak menimbulkan gejala atau tidak memiliki tanda-tanda yang bisa dilihat secara kasat mata. 

Sering kali kondisi ini terdeteksi oleh dokter ketika melakukan pemeriksaan USG saat konsultasi kehamilan. Namun pada sebagian kasus, plasenta akreta dapat menyebabkan perdarahan dari vagina di minggu ke-28 sampai ke-40 masa kehamilan (trimester ketiga).

Baca Juga: Tak Mampu Bayar Persalinan, Orangtua Ini Diduga Ingin Jual Anak ke RS

Tingkat keparahan plasenta akreta ditentukan berdasarkan seberapa lekat plasenta terhadap dinding rahim. Kasus yang paling sering terjadi adalah saat plasenta tumbuh terlalu dalam pada dinding rahim. 

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI