Ada keyakinan bahwa antibodi bisa bertahan selama 3-6 bulan setelah infeksi dan pemulihan. Tapi, mungkin ada orang yang memiliki antibodi bertahan lama dalam beberapa kasus, meskipun nanti akan mulai memudar setelah beberapa saat.
Berdasarkan bukti yang sekarang, antibodi juga bisa berkurang atau tetap konsisten tergantung pada jenis keparahan infeksi dan penyakit yang sudah ada sebelumnya.
Sebuah studi yang dilakukan oleh PGI, Chandigarh menemukan bahwa penderita diabetes memiliki risiko lebih tinggi terinfeksi virus coroma lebih dari satu kali.
Para peneliti menemukan bahwa mereka yang menderita diabetes tipe 2 atau pasien diabetes yang terinfeksi virus dalam kondisi ringan tidak memiliki antibodi yang cukup setelah terinfeksi. Sehingga mereka berisiko terinfeksi ulang.
Demikian pula, mereka yang memiliki gangguan kekebalan mungkin juga memiliki respons antibodi yang terganggu sehingga berisiko terinfeksi kembali.
Dalam beberapa kasus, orang mungkin tidak mengembangkan antibodi sama sekali. Analisis kasus yang dilakukan antara April dan Juli 2020 menemukan bahwa pasien diabetes memiliki risiko efek samping lebih tinggi, seperti infeksi ulang daripada mereka yang tidak menderita diabetes.
Dr Pradeep Rangappa, Konsultan Senior Perawatan Kritis, Rumah Sakit Rujukan Columbia Asia Yeshwanthpur juga mengatakan bahwa infeksi ulang pada semua virus ini biasa terjadi dan dapat terjadi dalam setahun.
Dia juga menambahkan bahwa pasien yang mengalami infeksi virus corona tanpa gejala adalah orang yang paling berisiko terinfeksi ulang.
Baca Juga: Vaksin Pfizer, Moderna dan Oxford, Manakah yang Paling Efektif?