Varian Baru Virus Corona: Mengapa Virus Bermutasi & Seperti Apa Prosesnya?

Selasa, 16 Februari 2021 | 21:27 WIB
Varian Baru Virus Corona: Mengapa Virus Bermutasi & Seperti Apa Prosesnya?
Virus corona (COVID-19) muncul dari permukaan sel manusia, credit: NIAID-RML
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Ilmuwan telah mengidentifikasi adanya beberapa varian baru virus corona yang bermutasi di tiga negara, yakni Afrika Selatan, Inggris, dan Brasil.

Peneliti menyebutnya sebagai varian B.1.1.7 dari Inggris, B.1.351 dari Afrika Selatan, dan P.1 dari Brasil. Virus ini diketahui mengembangkan mutasi pada huruf genetik yang sama, yang memengaruhi cara virus memasuki sel manusia.

Sebenarnya, mengapa virus bermutasi?

Seperti halnya organisme lain, virus berevolusi sesuai perubahan lingkungan agar bisa bertahan hidup, dilansir Indian Express.

Namun, evolusi virus dipengaruhi oleh inangnya karena mereka hanya bisa bereplikasi di dalam sel inang. Artinya, virus bermutasi untuk menghindari pertahanan yang disiapkan oleh inangnya.

Berdasarkan buku Medical Microbiology, virus RNA seperti SARS-CoV-2 memiliki tingkat mutasi yang jauh lebih tinggi, mungkin satu mutasi per salinan genom.

COVID-19 (kuning) di antara sel-sel manusia (biru, merah muda dan ungu), credit: NIAID-RML
COVID-19 (kuning) di antara sel-sel manusia (biru, merah muda dan ungu), credit: NIAID-RML

Mutasi bisa saja merugikan, netral, atau bahkan terkadang, menguntungkan. Hanya mutasi yang tidak mengganggu fungsi penting virus yang dapat bertahan dalam populasi tertentu.

Sebuah artikel yang terbit di Nature menjelaskan bahwa virus corona Covid-19 berubah jauh lebih lambat saat menyebar dibanding virus HIV penyebab AIDS.

Tetapi, seperti halnya manusia memengaruhi evolusi virus, virus juga telah membentuk cara manusia berevolusi.

Baca Juga: Pakar Rekomendasikan Vaksin Oxford/AstraZeneca untuk Lawan Varian Baru

Dalam studi 2016 yang terbit dalam jurnal eLife, peneliti mencatat bahwa 'pertempuran' terus-menerus antara patogen (mikroorganisme pembawa penyakit) dan inang manusia telah lama diakui sebagai pendorong utama evolusi.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI