Berkaca dari Wimar Witoelar, Begini Cara Diagnosis Sepsis

Bimo Aria Fundrika Suara.Com
Rabu, 19 Mei 2021 | 10:13 WIB
Berkaca dari Wimar Witoelar, Begini Cara Diagnosis Sepsis
Wimar Witoelar. (Foto: Dok. Ayobandung)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Mantan Juru Bicara Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid alias Gus Dur, Wimar Witoelar meninggal dunia Rabu, (19/5/2021), setelah sebelumnya kritis akibat sepsis yang dideritanya. Kabar duka tersebut disampaikan oleh Dirut Biro Konsultan InterMatrix Communication (IMX) yang didirikan Wimar, Erna Indriana yang menyebut Wimar meninggal dunia pada pukul 09.00 WIB.

"Terima kasih doanya untuk rekan-rekan media, teman-teman dan sahabat Wimar Witoelar di mana pun berada. Mohon Wimar Witoelar dimaafkan. Wimar Witoelar sudah pergi dengan tenang sekitar pukul 09.00 WIB," kata Erna kepada Suara.com, Rabu (19/5/2021).

Wimar sebelumnya sempat dirawat di RS Pondok Indah dan kritis sejak Rabu (13/5/2021) kemarin. Wimar Witoelar meninggal akibat sepsis atau komplikasi akibat infeksi yang dapat menimbulkan tekanan darah turun drastis serta kerusakan pada banyak organ.

Wimar Witoelar [suara.com/Ummi Hadyah Saleh]
Wimar Witoelar. [suara.com/Ummi Hadyah Saleh]

Dilansir dari Healthline, sepsis sendiri adalah penyakit yang mengancam jiwa yang disebabkan oleh respons tubuh terhadap infeksi. Meskipun sepsis berpotensi mengancam nyawa, penyakitnya berkisar dari ringan hingga parah.

Ada tingkat pemulihan yang lebih tinggi dalam kasus ringan. Sementara syok septik memiliki angka kematian mendekati 50 persen, menurut Mayo Clinic.

Memiliki kasus sepsis yang parah meningkatkan risiko infeksi di masa depan. Sepsis berat atau syok septik juga dapat menyebabkan komplikasi.

Gumpalan darah kecil dapat terbentuk di seluruh tubuh. Gumpalan ini menghalangi aliran darah dan oksigen ke organ vital dan bagian lain dari tubuh Anda. Ini meningkatkan risiko kegagalan organ dan kematian jaringan (gangren).

Karena sistem kekebalan tubuh kita melemah seiring bertambahnya usia, lansia dapat berisiko mengalami sepsis. Dalam sebuah studi tahun 2006, orang yang berusia di atas 65 tahun mencapai hampir 70 persen kasus sepsis.

Selain itu, penyakit kronis seperti diabetes, ginjal, kanker, tekanan darah tinggi, dan HIV banyak ditemukan pada mereka yang mengalami sepsis.

Baca Juga: Jenazah Wimar Witoelar akan Dimakamkan di TPU Tanah Kusir Sore Ini

Jenis infeksi yang paling umum menyebabkan sepsis pada lansia adalah infeksi saluran pernapasan seperti pneumonia atau genitourinari seperti infeksi saluran kemih.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI