Tak Suka Makan Sayur Pahit Berisiko Kecil Terinfeksi Virus Corona, Kok Bisa?

Rabu, 02 Juni 2021 | 10:17 WIB
Tak Suka Makan Sayur Pahit Berisiko Kecil Terinfeksi Virus Corona, Kok Bisa?
Ilustrasi sayur. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Kemudian, mereka memperluas Penelitian ke hampir 2.000 pasien, 266 di antaranya dinyatakan positif virus corona Covid-19. Mereka pun mencari tahu pasien yang termasuk supertaster dan kemungkinan memiliki gen reseptor rasa pahit TAS2R38.

Lebih dari seperempat orang atau 26,3 persen peserta adalah supertaster, yang sesuai dengan perkiraan peneliti sebelumnya.

Mereka pun menemukan hanya 5 persen orang supertaster yang terinfeksi virus corona Covid-19. Artinya, jumlah orang supertaster yang terinfeksi virus corona 10 kali lebih rendah dibandingkan orang yang dianggap "non-perasa".

Sekitar 26,4 persen orang non-perasa memiliki tingkat rasa di bawah rata-rata dan menyumbang Sebanyak 55,3 persen kasus positif virus corona Covid-19.

Sedangkan, 47,4 persen orang yang memiliki tingkat rasa normal menyumbang Sebanyak 39,1 persen kasus positif virus corona Covid-19.

Berdasarkan 266 orang yang terinfeksi virus corona, 55 orang harus dirawat di rumah sakit dan 47 di antaranya masuk dalam kelompok "non-perasa". Karena itu, dokter berpikir gen T2R38 memicu respons imun yang melindungi seseorang yang infeksi virus corona Covid-19.

"Ketika T2R38 dirangsang, ia merespons dengan memproduksi oksida nitrat untuk membantu membunuh atau mencegah replikasi virus lebih lanjut di mukosa pernapasan," kata Dr Henry Barham, spesialis telinga, hidung, dan tenggorokan.

Selaput lendir melapisi sistem pernapasan Anda dan merupakan tempat virus menempel pada saluran udara. Karena itu, orang yang tidak suka makanan pahir memiliki risiko lebih rendah terinfeksi virus corona Covid-19.

Para peneliti sangat yakin dengan temuan mereka. Tapi, mereka ingin persoalan ini harus diselidiki lebih lanjut dan digunakan sebagai alat untuk menemukan orang yang paling rentan terhadap virus corona Covid-19.

Baca Juga: Virus Corona Diduga Pengaruhi Siklus Menstruasi, Begini Kata Dokter Kandungan

Dr Alan Hirsch, direktur neurologis dari Smell & Taste Treatment and Research Foundation di Chicago, mengulas penelitian tersebut.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI