Contohnya seperti mengerjakan tugas, membaca buku atau novel, menonton film, memasak, membuat kue, berolahraga, bernyanyi, menari, melukis atau bahkan membuat kreativitas baru.
3. Temukan cara baru untuk berkomunikasi
Di zaman yang sudah modern saat ini, berkomunikasi tidak harus dilakukan secara langsung. Kamu bisa memanfaatkan media sosial untuk berinteraksi dengan keluarga jauh atau teman-teman.
Meski peran media sosial baik, namun Dr. Lisa mengingatkan agar tidak kebablasan dalam penggunaannya. Tetap diperlukan pengaturan waktu atau screen time dalam kesehariannya.
“Saya tidak akan pernah meremehkan kreativitas remaja. Mereka akan menemukan cara untuk terhubung dengan satu sama lain secara online melalui cara yang belum pernah dilakukan sebelumnya. Tetapi memiliki akses tanpa batas ke layar kaca atau media sosial itu bukan hal yang bagus. Itu hal yang tidak sehat dan tidak cerdas, dan bahkan bisa menambah rasa cemasmu,” kata Dr. Lisa.
4. Fokus pada diri sendiri
Jika sebelum pandemi kamu begitu disibukkan dengan berbagai kegiatan, kini saatnya kamu fokus pada dirimu sendiri. Kamu bisa memanfaatkan waktu ini untuk menambah kemampuan dengan cara banyak membaca atau mengikuti kursus online.
Kamu juga bisa melakukan hal-hal produktif lainnya untuk menjaga kesehatan baik fisik maupun mental. “Kalau sudah bicara tentang perasaan yang menyakitkan, satu-satunya jalan keluar adalah berusaha melaluinya.” Ucap Dr. Lisa.
5. Rasakan perasaanmu
Baca Juga: Pandemi COVID-19 Berdampak ke Kualitas Hidup Para Pekerja, Ini Surveinya
Menurut Dr. Lisa cara terbaik untuk mengatasi rasa kekecewaan adalah dengan membiarkan dirimu merasakan kekecewaan ini.
“Kalau soal mengalami perasaan yang menyakitkan, satu-satunya jalan keluar adalah berusaha melaluinya. Lanjutkan hidupmu dan jika merasa sedih, selami perasaanmu. Jika kamu bisa membiarkan dirimu merasa sedih, akan lebih cepat pula kamu merasa lebih baik,” ungkapnya.
Tentu perasaan kecewa tidak dapat dipungkiri manakala kita kehilangan kesempatan untuk mengikuti acara-acara dengan teman, kegiatan untuk menyalurkan hobi, atau pertandingan olahraga, tapi ini bisa diatasi.
Beberapa anak akan menyalurkan perasaan mereka dengan membuat karya seni, sementara beberapa lainnya memilih berbicara dengan teman-teman mereka dan menggunakan kesedihan yang dirasakan bersama sebagai cara untuk merasa terhubung di tengah situasi ketika mereka tidak bisa bertemu secara fisik.
“Setiap orang punya cara berbeda untuk mengolah perasaan. Bagaimanapun caranya yang penting adalah kamu melakukan hal yang terasa benar bagimu,” demikian ucap Dr. Lisa.
6. Berbuat baik