Suara.com - Ameer Azzikra meninggal dunia karena penyakit liver pada Senin (29/11/2021) sekitar pukul 01.05 WIB di RS EMC, Sentul, Jawa Barat. Selain liver, mantan manajer Ameer Azzikra, Adit mengatakan anak ustad Arifin Ilham itu juga menderita penyakit paru-paru.
"Yang saya dapat, juga ada masalah paru-paru," ujar Adit usai acara pemakaman Ameer Azzikra di Pondok Pesantren Az-Zikra, Gunung Sindur, Bogor, Senin (29/11/2021).
Adit mengatakan penyakit paru-paru ini membuat kesehatan Ameer Azzikra semakin terganggu. Kondisi tubuhnya yang besar membuat Ameer Azzikra susah bernapas.
"Ini sudah tiga kali masuk rumah sakit. Sebelumnya masuk tanggal 17, terus masuk lagi Rabu kemarin," ucap Adit.
Banyak orang mungkin belum menyadari hubungan antara liver dan penyakit paru-paru. Beberapa kondisi paru terjadi terkait dengan penyakit hati yang mendasarinya.

Karena, asites meningkatkan diafragma dan menyebabkan atelektasis basilar, yang berkontribusi terhadap dispnea dan hipoksia ringan. Beberapa pasien dengan asites memiliki defek diafragma yang memungkinkan cairan asites mengalir ke dada, menyebabkan efusi pleura yang disebut hidrotoraks.
Namun dilansir dari Pulmonology Advisor, komplikasi paru yang lebih serius dari penyakit hati, yakni sindrom hepatopulmoner (HPS) dan sindrom portopulmoner (PPH) yang mempengaruhi pembuluh darah paru.
HPS ditandai dengan gangguan oksigenasi dalam penyakit hati kronis dan akut. Kondisi ini didefinisikan oleh kombinasi penyakit hati, peningkatan gradien alveolar-arteri dengan gangguan oksigenasi arteri, dan dilatasi pembuluh darah intrapulmoner pada tingkat kapiler dan pra-kapiler.
HPS terjadi pada 4-47 persen pasien dengan penyakit hati yang dirujuk ke pusat transplantasi hati dan terjadi pada berbagai etiologi penyakit hati, terlepas dari ada atau tidak adanya hipertensi portal. Tapi, tingkat keparahan penyakit hati yang mendasari tidak bisa memprediksi adanya HPS atau tingkat hipoksemia terkait.
Baca Juga: Cegah Varian Omicron, Imigrasi Perbarui Aturan Larangan Masuk WNA
Pasien HPS juga biasanya mengalami dyspnea, platypnea, hipoksemia istirahat, sianosis progresif, dan ortodeoksia. Platypnea dan orthodeoxia mengacu pada dispnea dan desaturasi oksigen arteri.