Suara.com - Sebuah studi terbaru mengungkapkan bahwa vaksin Sinovac tidak ampuh untuk melawan virus corona varian Omicron. Bahkan, setelah dua dosis dan juga booster vaksin tersebut masih kurang efektif.
Sementara itu, ada kabar baik tentang perkembangan pasien varian omicron. Sebuah studi di Afrika Selatan menunjukkan bahwa pasien varian omicron jarang perlu dirawat. Dua kabar tadi merupakan berita terpopuler di kanal health Suara.com. Berikut berita terpopuler lainnya.
1. Studi Terbaru: Dua Dosis dan Booster Vaksin Sinovac Tak Ampuh Lawan Varian Omicron
![ilustrasi vaksinasi COVID-19. [Envato Elements]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2021/10/25/82630-ilustrasi-vaksinasi-covid-19-envato-elements.jpg)
Dua dosis dan booster vaksin Covid-19 yang dibuat oleh Sinovac Biotech Ltd. China, ternyata tidak menghasilkan tingkat antibodi penetral yang cukup untuk melindungi dari varian omicron. Demikian menurut sebuah studi.
Dilansir dari Blomberg, penelitian menunjukkan bahwa orang yang telah menerima suntikan Sinovac, yang dikenal sebagai CoronaVac, harus mencari vaksin lain untuk booster mereka.
2. Kabar Baik, Indonesia Kebagian Lagi 2 Juta Dosis Vaksin Sinovac dari China
![Petugas memeriksa Vaksin Sinovac yang baru mendarat di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Cengkareng, Banten pada Senin (1/11/2021). Dosis Vaksin Sinovac ini merupakan tahap ke 110 yang mendarat di Indonesia. [Sumber: Info Publik]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2021/11/01/46223-petugas-memeriksan-vaksin-sinovac-yang-baru-tiba-di-indonesia-sumber-info-publik.jpg)
Indonesia terus berupaya mendatangkan stok vaksin, demi mengejar target kekebalan kelompok alias herd immunity menjelang tahun baru 2022.
Terbaru, Indonesia menerima dua juta vaksin Sinovac dalam tahap ke-163 yang merupakan hibah dari Pemerintah China hari ini, Selasa (21/12/2021).
Baca Juga: WHO Kecam Negara Kaya Penimbun Vaksin, Dituduh Sebabkan Munculnya Varian Omicron
3. Studi: Kondisi Anak Usai Kena Omicron Lebih Cepat Membaik Dibanding Dewasa

Selama ini ada kekahwatiran bahwa virus corona varian Omicron akan menyerang anak lebih parah. Sebuah studi di Inggris membandingkan infeksi pada orang dewasa dan anak-anak di berbagai organ.
University College London menemukan anak-anak lebih cepat menyebarkan interferon, yang memberitahu sel-sel terdekat untuk meningkatkan pertahanan mereka terhadap ancaman.
4. Kabar Baik, Risiko Rawat Inap Akibat Varian Omicron Lebih Rendah Dibanding Delta

Sejak kemunculannya, virus corona varian Omicron menjadi kekhawatiran banyak pihak. Sejumlah data mengatakan bahwa varian omicron lebih menular dari delta.
Tapi ada kabar baik dari sebuah riset Imperial College London yang diterbitkan pada Rabu (22/12/2021). Dalam risebut tersebut dikatakan bahwa risiko kebutuhan rawat inap bagi pasien COVID-19 Omicron sebesar 40-45 persen lebih rendah ketimbang pasien varian Delta.
5. Penelitian di Afrika Selatan: Pasien Varian Omicron Jarang Perlu Dirawat Inap

Satu lagi bukti terbaru tentang varian Omicron terungkap berdasarkan penelitian yang dilakukan di Afrika Selatan.
Dalam penelitan tersebut, dilaporkan bahwa infeksi Covid-19 varian Omicron tidak separah varian Delta. Hal ini dibuktikan dari rendahnya risiko rawat inap dan penyakit parah pada orang yang terinfeksi COVID-19 varian Omicron.