Masalah Kesehatan Mental AnakDi Amerika Semakin Buruk, Kenapa?

Selasa, 15 Maret 2022 | 12:35 WIB
Masalah Kesehatan Mental AnakDi Amerika Semakin Buruk, Kenapa?
Kesehatan mental anak memburuk.
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sebuah studi dari survei pemerintah Amerika Serikat baru-baru ini menunjukkan, 73 anak di AS mengalami masalah mental yang buruk. Masalah seperti kecemasan, depresi, dan gangguan perilaku dilaporkan meningkat.

Selain itu, kesejahteraan emosional orangtua dan kesehatan mental, serta kemampuan pengasuh untuk memenuhi tuntutan pengasuhan, juga ditemukan memburuk.

Kasus ini terjadi sebelum pandemi. Tetapi setelah pandemi melanda, tinjauan menemukan bahwa masalah perilaku anak semakin memburuk. Kondisi itu disertai dengan penurunan yang lebih tajam terhadap akses perawatan pencegahan pediatrik, kebutuhan kesehatan yang belum terpenuhi, dan peningkatan jumlah orangtua untuk berganti pekerjaan.

“Penelitian kami menyoroti kebutuhan kritis untuk mendukung anak-anak dan pengasuh mereka, untuk meningkatkan kesejahteraan mental dan emosional keluarga,” ungkap penulis studi Dr. Michael Warren, seorang administrator asosiasi Maternal and Child Health Bureau.

Ilustrasi anak menangis [Shutterstock]
Ilustrasi anak menangis [Shutterstock]

“Ini termasuk memastikan akses ke layanan perawatan kesehatan yang tepat waktu, dan mengatasi determinan sosial kesehatan untuk mendukung kesejahteraan anak-anak dan keluarga secara keseluruhan,” ungkap Warren, melansir Medical Express.

Kesehatan Mental Anak-Anak Menurun Di Amerika

Survei yang diluncurkan peneliti antara tahun 2016 dan 2020, menyoroti hampir 175.000 anak hingga usia 17 tahun.

Tim peneliti mencatat, survei terakhir yang dilakukan berlangsung hingga Januari 2021, mencakup informasi yang dikumpulkan selama tahun pertama pandemi.

Data menunjukkan, anak mengalami masalah pada kesehatan fisik dan juga mental. Antara lain asma, sakit kepala, kecemasan, depresi, masalah perilaku, autisme, gangguan mental (ADHD), masalah gigi, dan obesitas.

Baca Juga: Reaksi Thoriq Halilintar Saat Ditanya Bakal Beri Nama Thofu pada Anak: Enggaklah, Nama Tuh Yang Ada Doa, Yang Bagus

Tim peneliti menemukan, tahun 2016 dan 2019, diagnosis kecemasan pada anak naik 27 persen. Sementara resiko depresi pada anak juga naik sebesar 24 persen. Analisis ini menunjukkan, seperlima anak yang butuh layanan kesehatan mental tidak mendapatkan layanan tersebut.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI