10 Saran Pakar Kesehatan Bagi Para Pemimpin Dunia dalam Mengimplementasikan Program One Health

Ririn Indriani Suara.Com
Rabu, 08 Juni 2022 | 08:47 WIB
10 Saran Pakar Kesehatan Bagi Para Pemimpin Dunia dalam Mengimplementasikan Program One Health
Ilustrasi Saran Pakar Kesehatan Bagi Para Pemimpin Dunia dalam Mengimplementasikan Program One Health. (pixabay/DarkoStojanovic)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News
  • Berkaitan dengan penguatan sistem kesehatan.
  • Mengurangi risiko terjadinya kejadian luar biasa dan pandemi.
  • Mengendalikan dan mengeliminasi penyakit zoonosis, penyakit tropika terabaikan, dan waterborne disease.
  • Berkaitan tentang keamanan pangan.
  • Tentang antimicrobial resistance atau ancaman mikroba yang mengganggu sistem ketahanan kesehatan.
  • Terkait aspek lingkungan agar lebih terintegrasi dengan model One Health. Prof Tjandra mengatakan agar pendekatan One Health ini terimplementasi dengan benar, maka harus diikuti oleh rencana aksi nasional (national action plan), serta untuk negara Indonesia yang luas, diikuti dengan rencana aksi sub nasional (sub national action plan).

“Ini sebenarnya bukan hal yang baru, karena program antimicrobial resistance (AMR) dulu sudah diinisiasi dalam global action plan (GAP). Saya berharap join plan of action sudah disetujui ditingkat global maka ada national action plan bahkan sub national action plan ke depannya,” ujarnya.

3. Edukasi ke Masyarakat Secara Terus-menerus 

Untuk meningkatkan kesadaran masyarakat, Prof. Tjandra berpendapat perlu dilakukan peningkatan kesadaran secara terus menerus, agar masyarakat umum terutama tokoh-tokoh publik, mengetahui betapa pentingnya One Health bagi masyarakat.

Pasalnya, tidak mungkin program ini bisa berjalan sendiri tanpa keterlibatan seluruh pihak, terutama pada aspek kesehatan hewan dan  lingkungan.

4. Advokasi kepada Penentu Kebijakan Publik

Selain edukasi ke masyarakat luas, Prof. Tjandra menegaskan harus ada advokasi khusus kepada penentu kebijakan publik seperti kepala daerah, anggota DPR, atau politisi, untuk lebih memperkenalkan One Health agar tercipta dukungan politis dari kalangan penentu kebijakan publik.

5. One Health Disusun dalam Sebuah Regulasi

Prof. Tjandra juga berharap One Health nantinya bisa disusun ke dalam sebuah regulasi sehingga ada aspek legalnya, bukan sekadar program kerja biasa.

Legislasi memang sangat diperlukan karena sifat pendekatan One Health yang multi sektoral, ada aspek kesehatan manusia, pertanian, hewan, dan juga lingkungan di dalamnya.

Baca Juga: Catat! Ini Lho Khasiat Daun Meniran hingga Bawang Putih Bagi Kesehatan Hati

6. Perlu Satgas atau Komite Nasional

Agar program One Health dapat diimplementasikan dengan baik, Prof. Tjandra berpendapat harus melibatkan masyarakat, asosiasi profesi, akademisi.

Agar multi sektor ini berjalan, maka harus ada leadership dari pemerintah pusat, Gubernur, Bupati, atau Walikota, agar rodanya benar-benar berjalan dan memiliki sistem kerja.

"Bentuk sistem kerjanya bisa seperti Satuan Gugus Tugas ataupun Komite Nasional, sehingga keempat komponen One Health ini bisa berjalan bersama-sama,” kata Prof. Tjandra.

Menurutnya pendekatan One Health harus memiliki aksi yang nyata, sehingga Satgas atau Komite Nasional yang nantinya dibentuk harus mampu memetakan situasi dan membuat target dalam satu dua tahun ke depan.

7. Dihubungkan dengan Program Lain untuk Memasyarakatkan One Health

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI