Cegah Kasus Cacar Monyet Masuk Indonesia, Ini Rekomendasi Lengkap Satgas Monkeypox PB IDI

Selasa, 02 Agustus 2022 | 13:19 WIB
Cegah Kasus Cacar Monyet Masuk Indonesia, Ini Rekomendasi Lengkap Satgas Monkeypox PB IDI
Ilustrasi Cacar Monyet (Pixabay.com/TheDigitalArtist)

Suara.com - Satgas Monkeypox Ikatan Dokter Indonesia (IDI) memastikan belum ada kasus terkonfirmasi infeksi cacar monyet di Indonesia.

Meski begitu, bukan tidak mungkin nantinya penyakit tersebut ditemukan, mengingat tiga negara di Asia Tenggara telah melaporkan kasus monkeypox.

Data secara global, total kasus monkeypox telah mencapai 22.485 kasus tersebar di 76 negara, tiga di antaranya negara Asia Tenggara.

Yakni, Singapura telah melaporkan 11 kasus terkonfirmasi, Thailand melaporkan dua kasus, dan Filipina melaporkan satu kasus.

Ilustrasi virus monkeypox yang menyerang manusia. (Freepik)
Ilustrasi virus monkeypox yang menyerang manusia. (Freepik)

"Saat ini, di Indonesia sendiri sampai 2 Agustus 2022 belum ada kasus terkonfirmasi. Namun pemerintah, tenaga kesehatan, dan masyarakat harus tetap waspada," kata Ketua Satgas Monkey Pox PB IDI dr. Hanny Nilasari dalam konferensi pers virtual, Selasa (2/8/2022).

Organisasi Kesehatan Dunia WHO telah menetapkan wabah penyakit monkeypox itu sebagai kondisi kesehatan darurat atau Public Health Emergency of International Concern (PHEIC) pada Sabtu, 23 Juli 2022.

Keputusan tersebut ditetapkan saat rapat kedua bersama Komite Kedaruratan Regulasi Kesehatan Internasional.

Untuk merespon ancaman kesehatan global tersebut, Satgas Monkeypox PB IDI mengeluarkan rekomendasi untuk pemerintah, tenaga kesehatan, juga masyarakat.

Rekomendasi Satgas Monkeypox PB IDI untuk Pemerintah

Baca Juga: Viral Penderita Cacar Monyet Naik Kereta: Dampak Kurang Edukasi dan Stigma 'Penyakit Gay'

Pertama, memperluas dan memperketat skrining pada pintu masuk pelabuhan, bandara, dan pos lintas batas darat negara (PLBDN) dengan melakukan pengawasan terhadap pelaku perjalanan melalui pengamatan suhu, pengamatan tanda dan gejala.

Pada pelaku perjalanan dengan kondisi demam sebaiknya dilakukan pemeriksaan langsung oleh dokter yang bertugas di pelabuhan, bandara, ataupun PLBDN.

Kedua, meningkatkan kemampuan laboratorium jejaring dalam diagnosis molekuler spesimen pasien yang dicurigai menderita monkeypox sesuai rekomendasi WHO.

Ketiga, meningkatkan edukasi kepada masyarakat terkait epidemi, gejala, cara penularan, dan cara langkah pencegahan pribadi.

Keempat, meningkatkan kemampuan dalam identifikasi kontak erat pada pasien suspek dan global monkeypox.

Kelima, memberikan informasi terkini kepada masyarakat mengenai situasi monkeypox secara berkala dan transparan untuk mencegah terjadinya kepanikan akibat ketimpangan siaran berita.

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI