Model ini akan digunakan di seluruh dunia dan digunakan pertama kali di Jakarta. Teknologi ini memberikan simulasi yang sangat mirip dengan jaringan manusia dan kondisi bedah sebenarnya, sehingga memberikan pengalaman pelatihan yang lebih realistis dan efektif.
"Teknologi ini telah dikembangkan selama lebih dari 2 tahun oleh tim multidisiplin di pusat inovasi Barrow. Kami sangat berharap bahwa para dokter bedah saraf bisa meningkatkan kapasitasnya melalui workshop clipping ini," jelasnya lagi.
Ketua PERSPEBSI, Prof. dr. Joni Wahyuhadi SpBS, mengatakan, jika ini adalah salah satu upaya pihaknya dan Kemenkes untuk meningkatkan kemampuan Sumber daya Manusia dalam menangani aneurisma otak dan stroke yang merupakan pembunuh nomer dua di Indonesia.
"Hari ini kita mengadakan microsurgery cource dan hands on dengan mendatangkan ahli dari Amerika dan Jepang dalam meningkatkan neurointervensi terutama dalam penanganan aneurisma yang bisa ditangani dengan clipping atau menjepit," tutu dia.