Dokter PPDS Diduga Bunuh Diri karena Bullying, Kenali 5 Kategori Perundungan di Tempat Kerja

M. Reza Sulaiman Suara.Com
Kamis, 15 Agustus 2024 | 15:15 WIB
Dokter PPDS Diduga Bunuh Diri karena Bullying, Kenali 5 Kategori Perundungan di Tempat Kerja
Ilustrasi bullying di tempat kerja. (Pixabay.com)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

3. Isolasi

Tindakan ini mencakup pencegahan akses ke peluang, isolasi fisik atau sosial, menahan informasi penting, tidak melibatkan target dalam diskusi atau keputusan penting, serta mengabaikan atau mengecualikan target.

4. Beban Kerja Berlebih

Termasuk memberi tekanan berlebihan, tenggat waktu yang tidak mungkin dipenuhi, gangguan yang tidak perlu, dan beban kerja yang tidak masuk akal.

5. Destabilisasi

Ini mencakup kegagalan untuk mengakui pekerjaan baik, memberikan tugas yang tidak berarti, mencabut tanggung jawab, mengingatkan secara terus-menerus tentang kesalahan, menetapkan target yang tidak mungkin dicapai, dan mengubah tujuan tanpa memberi tahu target.

Dokter muda Uiversitas Diponegoro (Undip) diduga bunuh diri usai menjadi korban bullying (X)
Dokter muda Uiversitas Diponegoro (Undip) diduga bunuh diri usai menjadi korban bullying (X)

Dampak Bullying di Tempat Kerja

Di tempat kerja, bullying ini sering kali menciptakan lingkungan kerja yang negatif, mengurangi produktivitas, dan mengancam keberlangsungan organisasi. Dalam organisasi perawatan kesehatan, misalnya, 80% perawat melaporkan mengalami bullying di tempat kerja. Seperti halnya di sekolah, lingkungan kerja mengharuskan individu-individu dewasa untuk berinteraksi secara teratur dalam ruang bersama, yang membuat hubungan sosial menjadi penting bagi fungsi organisasi.

Konsekuensi emosional dari bullying dapat menyebabkan karyawan yang menjadi korban mengundurkan diri, serta menciptakan lingkungan kerja yang tidak kondusif. Bullying di tempat kerja juga dikaitkan dengan respon negatif terhadap stres, yang dapat mempengaruhi kemampuan karyawan untuk mengelola emosi, terutama stres emosional.

Baca Juga: Dua Institusi Ini Diminta Perbaiki Sistem PPDS, Buntut Kasus Dokter Muda Undip Bunuh Diri

Penelitian menunjukkan bahwa pelaku bullying di tempat kerja sering kali memiliki kecerdasan sosial yang tinggi tetapi kecerdasan emosional (EI) yang rendah. Mereka mungkin pandai mempengaruhi orang lain dan menempati posisi tinggi dalam hierarki sosial, tetapi kurang empati, yang memfasilitasi perilaku manipulatif. Dalam kelompok kerja dengan EI rendah, karyawan dapat dipengaruhi untuk terlibat dalam perilaku tidak etis yang mendukung atau mentolerir bullying.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI