Tetapi tetap waspadai batuk yang berkepanjangan, jika sudah berlangsung dua minggu dan belum sembuh juga, segera periksakan ke dokter,” ungkap dr. Rudi Margono melengkapi penjelasannya.
Dustin sendiri mengaku sudah mencatat dan mulai menjalankan masukan para dokter tersebut. “Saya sudah ikuti saran dokter dan mulai makin tertib menghindari faktor-faktor pemicu batuk, seperti paparan polusi, asap rokok, minuman dan udara AC yang terlalu dingin,” jelasnya.
Sebagai pertolongan pertama, Dustin mengaku minum obat batuk dalam kemasan sachet sekali minum agar bisa langsung merasa plong, hangat dan berkurang gejala batuknya. "Alasan saya memilih obat batuk tersebut, karena kemasan per dosis yang pas, mudah dibawa dan mudah didapatkan di mana saja," ungkapnya.
Menanggapi pilihan Dustin untuk meredakan gejala batuk dengan obat OTC, dr. Elizabeth Angelina, dokter medis PT Bintang Toedjoe mengajak agar masyarakat bijak memilih obat batuk OTC yang mengandung bahan-bahan yang bisa meredakan batuk dengan efektif.
“Pilih obat batuk OTC dengan kandungan yang dapat meredakan batuk berdahak, batuk akibat alergi, maupun batuk kering, supaya penggunaan obat lebih efektif,” jelasnya.
Oleh karena itu, dr. Elizabeth menyarankan untuk memerhatikan apakah obat batuk OTC yang Anda pilih mengandung Guaifenesin, yang bisa meredakan batuk berdahak, chlorpheniramine maleate sebagai antihistamin untuk batuk alergi, dan dekstrometorfan untuk mengatasi batuk kering.
“Obat OTC bisa didapat tanpa resep dokter, tetapi jangan lalai untuk mengonsumsinya dengan dosis yang dianjurkan yakni 1 sampai 2 sachet saja, ketika batuk menyerang,” tutupnya.