dr. Agung merupakan dokter yang menempuh pendidikan kedokteran di Universitas Udayana dan meraih predikat Cum Laude untuk pendidikan spesialis. Ia menyelesaikan subspesialisasi Fertilitas Endokrinologi dan Reproduksi di Universitas Gadjah Mada.
Selain aktif dalam praktik klinis, ia juga berkontribusi dalam bidang akademik, termasuk sebagai penulis bab dalam buku teks internasional mengenai sindrom ovarium polikistik (PCOS), sebuah kondisi kompleks yang kerap menjadi penyebab infertilitas.
Dalam publikasi tersebut, dr. Agung membahas pendekatan diagnosis PCOS berdasarkan kriteria Rotterdam serta manajemen terapi terkini seperti penggunaan metformin, modifikasi gaya hidup, hingga teknik In Vitro Maturation (IVM).
Hal ini menunjukkan betapa pentingnya pendekatan berbasis bukti dalam penanganan pasien infertil.
Keunggulan layanan di Morula IVF Denpasar, menurut dr. Agung, terletak pada kombinasi pendekatan medis berbasis data, penggunaan teknologi modern, serta komunikasi yang edukatif dan personal antara dokter dan pasien.
“Kami berusaha agar setiap pasien memahami apa yang mereka jalani. Tidak hanya secara prosedural, tapi juga dari sisi harapan, tantangan, dan kemungkinan yang dihadapi,” ujarnya.
Hal serupa diungkapkan oleh Mom Siti. “Setiap proses dijelaskan dengan baik. Saya merasa lebih tenang dan percaya. Ketika tahu bahwa ada harapan lewat embrio yang ditanamkan, saya menangis karena selama ini rasanya tidak ada hasil dari tempat lain,” ungkapnya.
Dengan pencapaian tingkat keberhasilan IVF yang disebutkan mencapai 75% dalam empat bulan awal operasional, Morula IVF Denpasar mencerminkan bagaimana fasilitas yang relatif baru tetap dapat memberikan hasil optimal bila ditunjang oleh sistem kerja terintegrasi dan sumber daya manusia yang kompeten.
Keberhasilan ini menjadi penanda penting bagi banyak pasangan yang tengah berjuang mengatasi infertilitas, khususnya di kawasan Bali dan sekitarnya.
Baca Juga: Di Balik 'Suka Sama Suka', Bocah 11 Tahun dan Kehamilan Kakak Sepupu Gemparkan Malaysia
Dengan pendekatan yang menyeluruh dan berorientasi pada edukasi pasien, layanan fertilitas seperti yang diterapkan di Denpasar menunjukkan bahwa harapan bukan hanya bisa diciptakan, tetapi juga diwujudkan melalui ikhtiar yang tepat dan terencana.