“Setiap pasien itu unik, dengan harapan, respons tubuh, dan kebutuhan yang berbeda. Oleh karena itu, para tenaga medis harus bersatu dalam keberagaman kompetensi mereka untuk menciptakan perawatan yang menyeluruh dan penuh kasih,” jelasnya.
Tak hanya bicara pengobatan, forum ini juga mendorong integrasi lintas sektor, mulai dari klinis, akademik, hingga kebijakan publik.
Dr. Dwi Oktavia, M.Epid, Wakil Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta, mengatakan bahwa pendekatan lintas disiplin ini sangat penting untuk menyatukan upaya pencegahan dan terapi kanker secara menyeluruh.
“Kanker masih jadi momok besar dengan pembiayaan BPJS yang menembus Rp6,5 triliun di 2024. Kita butuh kolaborasi lintas bidang untuk menanggulanginya,” tegasnya.
Summit ini pun menjadi bukti bahwa perubahan besar di bidang kesehatan tidak bisa dilakukan secara silo atau sektoral. Inovasi hanya bisa terjadi bila klinisi, peneliti, pembuat kebijakan, dan masyarakat bersinergi.
Lewat ajang seperti Siloam Oncology Summit, Indonesia kini mulai menapaki era baru dalam penanganan kanker—dengan pendekatan yang tidak hanya canggih secara teknologi, tetapi juga manusiawi, terintegrasi, dan berbasis ilmu pengetahuan paling mutakhir.