Terobosan Penanganan Kanker di Indonesia: Era Baru dengan Pendekatan Genetik dan Multidisiplin!

Dinda Rachmawati Suara.Com
Senin, 19 Mei 2025 | 23:57 WIB
Terobosan Penanganan Kanker di Indonesia: Era Baru dengan Pendekatan Genetik dan Multidisiplin!
Siloam Oncology Summit, Terobosan Pendekatan Multidisiplin dan Genetik dalam Penanganan Kanker (Dok. Siloam)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Ia menekankan bahwa riset genetika dapat menjelaskan mengapa satu kelompok masyarakat lebih rentan terhadap kanker dibanding yang lain.

“Genomik adalah dasar dari penanganan kanker. Riset berbasis populasi akan menunjukkan kerentanan genetik seseorang, dan ini bisa menjadi acuan dalam diagnosis, skrining, hingga terapi yang lebih presisi,” jelasnya.

Artinya, setiap pasien akan mendapatkan terapi yang personalized, berdasarkan kode genetik dan riwayat biologisnya. 

Ini adalah paradigma baru dalam dunia onkologi, yang belum banyak diterapkan di Indonesia, namun mulai digaungkan lewat forum seperti Siloam Oncology Summit 2025.

CEO Siloam Hospitals Group, Caroline Riady, menegaskan bahwa tema summit tahun ini, United by Unique, mencerminkan filosofi penanganan kanker masa depan. 

“Setiap pasien itu unik, dengan harapan, respons tubuh, dan kebutuhan yang berbeda. Oleh karena itu, para tenaga medis harus bersatu dalam keberagaman kompetensi mereka untuk menciptakan perawatan yang menyeluruh dan penuh kasih,” jelasnya.

Tak hanya bicara pengobatan, forum ini juga mendorong integrasi lintas sektor, mulai dari klinis, akademik, hingga kebijakan publik. 

Dr. Dwi Oktavia, M.Epid, Wakil Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta, mengatakan bahwa pendekatan lintas disiplin ini sangat penting untuk menyatukan upaya pencegahan dan terapi kanker secara menyeluruh.

“Kanker masih jadi momok besar dengan pembiayaan BPJS yang menembus Rp6,5 triliun di 2024. Kita butuh kolaborasi lintas bidang untuk menanggulanginya,” tegasnya.

Baca Juga: Gejala Kanker Prostat Bisa Muncul Lewat Urine, Ini 6 Tandanya!

Summit ini pun menjadi bukti bahwa perubahan besar di bidang kesehatan tidak bisa dilakukan secara silo atau sektoral. Inovasi hanya bisa terjadi bila klinisi, peneliti, pembuat kebijakan, dan masyarakat bersinergi.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI