Tripledemic Mengintai Lansia: Waspada RSV, Virus Lebih Menular dari COVID-19!

Dinda Rachmawati Suara.Com
Minggu, 13 Juli 2025 | 08:31 WIB
Tripledemic Mengintai Lansia: Waspada RSV, Virus Lebih Menular dari COVID-19!
Tripledemic Mengintai Lansia: Waspada RSV, Virus Lebih Menular dari COVID-19!

Suara.com - Lansia merupakan pilar penting dalam keluarga dan masyarakat. Seiring meningkatnya jumlah penduduk usia lanjut di Indonesia dan dunia, perhatian terhadap kesehatan lansia tentu menjadi hal semakin mendesak. 

Data terbaru menunjukkan bahwa 12% populasi Indonesia saat ini merupakan lansia, dan angka ini diperkirakan akan melonjak dua kali lipat pada tahun 2050. Ini bukan hanya soal bertambahnya usia, tapi bagaimana kita memastikan mereka tetap sehat, mandiri, dan produktif.

Pentingnya perlindungan lansia terhadap infeksi pernapasan, terutama dalam menghadapi fenomena Tripledemic, saat tiga virus pernapasan RSV (Respiratory Syncytial Virus), Influenza, dan Covid-19 bersirkulasi secara bersamaan menjafi perhatian.

Isu tersebut diangkat dalam rangka memperingati Hari Lanjut Usia Nasional dan Hari Keluarga Nasional, Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI), bersama dengan Kementerian Kesehatan RI, dan didukung oleh GSK Indonesia.

Tripledemic dan Ancaman Nyata bagi Lansia

Dengan bertambahnya usia, sistem kekebalan tubuh mengalami penurunan, kondisi yang dikenal sebagai Age-Related Decline in Immunity (ARDI). Lansia pun menjadi kelompok paling rentan terhadap infeksi, terutama dalam situasi Tripledemic.

RSV, meski belum sepopuler Covid-19 atau influenza, adalah virus yang sangat menular. Menurut studi, RSV bisa menular lebih cepat dibandingkan Covid-19 dan dapat menyebabkan komplikasi berat seperti pneumonia, terutama pada lansia dengan penyakit penyerta seperti diabetes atau jantung. 

Bahkan, seseorang dengan RSV bisa menularkan virus selama 3 hingga 8 hari, dan pada lansia yang memiliki imun lemah, masa penularan bisa mencapai 4 minggu.

Prof. Dr. dr. Ketut Suastika, Sp.PD-KEMD, FINASIM menyampaikan, “Pasien lansia dengan diabetes yang terkena RSV bisa 11 kali lebih berisiko dirawat di rumah sakit dibandingkan pasien tanpa diabetes. Ini menunjukkan pentingnya langkah pencegahan untuk kelompok ini.”

Baca Juga: Kakek di Ciracas Tewas Terpanggang, Dugaan Penyebab Kematiannya Bikin Merinding!

Imunisasi: Tindakan Preventif yang Efektif

Salah satu langkah paling penting untuk melindungi lansia adalah melalui vaksinasi. Sayangnya, cakupan imunisasi dewasa di Indonesia masih sangat rendah, hanya 0,5 per 1.000 populasi. 

Padahal, vaksin dapat mencegah infeksi, mengurangi risiko komplikasi, dan menurunkan beban biaya perawatan. Dr. dr. Sukamto Koesnoe, SpPD-KAI, Ketua Satgas Imunisasi Dewasa PAPDI menjelaskan, pihaknya telah merilis Jadwal Imunisasi Dewasa 2025 yang dapat diakses di www.satgasimunisasipapdi.com. 

"Salah satu vaksinasi yang direkomendasikan untuk usia di atas 50 tahun adalah vaksin RSV, yang sangat penting di tengah risiko Tripledemic,” pungkasnya.

Tantangan Diagnosis dan Penyebaran RSV

Salah satu kendala dalam menangani RSV adalah diagnosis yang sulit. Gejalanya mirip flu biasa: hidung tersumbat, batuk, demam ringan. Banyak yang tidak sadar bahwa itu adalah RSV. 

Padahal, menurut data, 1 orang dengan RSV bisa menularkan ke 3 orang lainnya, dan risiko penularan meningkat saat ada kegiatan massal seperti ibadah haji, liburan keluarga, atau acara kumpul bersama.

“RSV bukan hanya ancaman bagi paru-paru. Kami sering melihat pasien lansia dengan gagal jantung memburuk karena infeksi RSV,” ujar Dr. dr. Sally Aman Nasution, SpPD-KKV, FINASIM, FACP. “Pasien gagal jantung memiliki risiko rawat inap akibat RSV 7 kali lebih tinggi dibandingkan pasien tanpa komplikasi.”

Perlindungan Lansia = Perlindungan Keluarga

Kementerian Kesehatan RI telah menerapkan pendekatan Siklus Hidup dalam pelayanan kesehatan, termasuk untuk lansia. Hal ini dijelaskan oleh dr. Imran Pambudi, MPHM, Direktur Pelayanan Kesehatan Kelompok Rentan.

“Peningkatan edukasi mengenai perlindungan lansia sangat penting, mengingat tantangan kesehatan yang kompleks dan risiko penyakit pernapasan yang semakin tinggi. Kami mendorong masyarakat untuk berkonsultasi dengan tenaga medis dan memanfaatkan vaksinasi sebagai langkah preventif,” tambahnya.

Lebih dari itu, beban ekonomi akibat infeksi seperti RSV juga besar. Biaya perawatan untuk pneumonia akibat virus dapat mencapai lebih dari Rp7 juta per pasien JKN. Sementara, berdasarkan proyeksi, kasus RSV di Indonesia diperkirakan mencapai 9,7 juta kasus dalam 5 tahun ke depan.

dr. Calvin Kwan, Country Medical Director GSK Indonesia, menegaskan, “GSK telah lebih dari 50 tahun hadir di Indonesia, berkomitmen untuk mendukung masyarakat hidup sehat dan berkualitas di usia lanjut. Pencegahan melalui imunisasi adalah bagian penting dari strategi mewujudkan ageing gracefully.”

GSK juga aktif menyebarluaskan informasi melalui platform digital seperti microsite CegahRSV dan media sosial, agar masyarakat semakin sadar akan pentingnya perlindungan terhadap infeksi menular.

Jadi, melindungi lansia bukan hanya tanggung jawab negara, tapi juga tanggung jawab keluarga. Dengan memperkuat edukasi, memperluas cakupan imunisasi, dan meningkatkan kesadaran terhadap infeksi seperti RSV, kita bisa mewujudkan keluarga yang sehat dan lansia yang berdaya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI