Suara.com - Ketika wacana Presiden Prabowo Subianto mengenai pembukaan akses bagi rumah sakit asing ke Indonesia menjadi perbincangan hangat, banyak pihak khawatir akan dampaknya terhadap eksistensi rumah sakit lokal.
Namun, kekhawatiran ini tidak dirasakan oleh Prof. Dr. Dasaad Mulijono, dokter spesialis jantung lulusan Australia yang kini memimpin pengembangan Heart & Vascular Center di Bethsaida Hospital Gading Serpong.
Dalam sebuah wawancara eksklusif, Prof. Dasaad menyampaikan optimisme bahwa rumah sakit lokal Indonesia justru berada di titik balik menuju lompatan besar dalam dunia kedokteran.
Bahkan, menurutnya, beberapa inovasi yang saat ini dijalankan Bethsaida Hospital justru belum dimiliki oleh banyak rumah sakit asing.
DCB: Teknologi Modern Tanpa Jejak Implan

Bethsaida Hospital menjadi pelopor nasional dalam penggunaan teknologi Drug-Coated Balloon (DCB), sebuah prosedur intervensi non-stent untuk menangani penyakit jantung koroner.
Teknologi ini mengusung prinsip “leave nothing behind”, yaitu tidak meninggalkan benda asing dalam tubuh pasien setelah tindakan selesai.
“DCB adalah solusi modern yang memungkinkan pembuluh darah pulih alami. Tidak ada stent, tidak ada risiko benda asing jangka panjang. Ini bukan sekadar teknologi—ini filosofi pengobatan masa depan,” jelas Prof. Dasaad.
Menurut data Bethsaida, tingkat keberhasilan DCB mencapai 90%, setara dengan pusat-pusat kardiologi internasional, dan hanya mencatat angka restenosis 2% dalam 36 bulan—angka yang sangat rendah di tingkat global.
Baca Juga: Kisruh Ijazah Jokowi: Mantan Rektor Tarik Ucapan, Dokter Tifa Sebut 'Kebenaran Sudah Dikumandangkan'
Pendekatan Gaya Hidup: Obat Sejati Ada di Meja Makan
Tidak berhenti pada intervensi medis, Bethsaida juga menekankan kekuatan pendekatan kedokteran gaya hidup. Sejak lebih dari 7 tahun lalu, Prof. Dasaad menjalankan program Whole-Food Plant-Based Diet (WFPBD), atau pola makan nabati utuh berbasis ilmiah.
“Kita terlalu sering mengandalkan obat. Padahal banyak penyakit kronis bisa dibalik—bukan dikendalikan, tapi dibalik—dengan pola hidup yang benar,” ujar Prof. Dasaad yang juga mempraktikkan pola ini dalam kehidupannya sendiri.
Bukti klinis yang mereka dapatkan sangat mencengangkan:
- Pasien hipertensi berhasil menghentikan obat sepenuhnya.
- Pasien diabetes berhenti insulin dan hanya menggunakan terapi oral minimal.
- Kolesterol LDL pasien jantung bisa ditekan hingga di bawah 30 mg/dL, yang dalam berbagai studi terbukti memicu regresi plak koroner.
- Pasien obesitas berhasil mencapai berat badan ideal tanpa operasi atau obat diet.
- Bahkan gagal ginjal tahap awal menunjukkan pemulihan fungsi signifikan.
“Istri saya dulu minum tiga obat darah tinggi. Setelah jalani pola makan nabati, sekarang tidak minum satu pun. Bukti nyata bukan cuma dari pasien, tapi dari keluarga saya sendiri,” ungkapnya.
Inovasi Pemeriksaan Nutrisi: Deteksi Dini, Intervensi Personal