Siapkah Indonesia Hadapi RS Asing? Dokter Ini Ungkap Strategi Jitu Rumah Sakit Lokal!

Dinda Rachmawati Suara.Com
Sabtu, 19 Juli 2025 | 12:57 WIB
Siapkah Indonesia Hadapi RS Asing? Dokter Ini Ungkap Strategi Jitu Rumah Sakit Lokal!
Ilustrasi Rumah Sakit Bethsaida Hospital (Dok. Bethsaida Hospital)

Bethsaida juga menjadi yang pertama di Indonesia yang mengintegrasikan pemeriksaan biomarker nutrisi TMAO (Trimethylamine N-oxide) dan Nitric Oxide dalam praktik klinis kardiologi. 

Pemeriksaan ini memungkinkan dokter melihat risiko kardiometabolik secara akurat sejak dini, bahkan sebelum gejala muncul.

“Dengan data biomarker, kami bisa menyusun strategi nutrisi yang benar-benar personal. Ini jauh lebih presisi dibanding hanya mengandalkan hasil lab kolesterol atau gula darah biasa,” kata Prof. Dasaad.

Inisiatif ini memungkinkan pasien menerima intervensi dini yang mencegah kerusakan jantung permanen, sekaligus mengurangi ketergantungan pada obat.

Kolaborasi AI dan Robotik: Masa Depan Layanan Jantung

Tak berhenti di situ, Bethsaida juga tengah menjajaki kerja sama dengan pusat teknologi medis Tiongkok untuk mengintegrasikan kecerdasan buatan (AI) dan robotik dalam layanan jantung.

“AI akan membantu kami membaca hasil angiografi dan MRI dengan lebih cepat dan akurat. Robotik akan meningkatkan presisi tindakan. Masa depan layanan jantung akan sangat bergantung pada dua hal ini,” ujar Prof. Dasaad.

Jika terealisasi, Bethsaida berpotensi menjadi rumah sakit pertama di Indonesia yang menerapkan teknologi robotik dan AI secara menyeluruh dalam praktik kardiologi.

Menghadapi Rumah Sakit Asing: Menang Lewat Empati dan Inovasi

Baca Juga: Kisruh Ijazah Jokowi: Mantan Rektor Tarik Ucapan, Dokter Tifa Sebut 'Kebenaran Sudah Dikumandangkan'

Terkait wacana rumah sakit asing masuk Indonesia, Prof. Dasaad justru menyambutnya dengan sikap terbuka. Ia percaya bahwa rumah sakit lokal bisa bersaing, bukan hanya dengan teknologi, tetapi dengan pemahaman budaya dan empati layanan.

“Pasien Indonesia punya karakter unik. Mereka ingin didengarkan, ingin merasa dekat. Kita tahu mereka maunya bubur, bukan pasta atau kari India saat sakit. Rumah sakit asing belum tentu mengerti hal-hal kecil itu,” ujarnya.

Lebih dari itu, Prof. Dasaad menekankan pentingnya revolusi mindset di dunia medis Indonesia, dari pasif menjadi aktif, dari kuratif menjadi preventif, dari tergantung obat menjadi membangun gaya hidup sehat.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI