Berkaca dari Kasus Blackmores, Ahli Farmasi Unpad: Vitamin B6 Berlebihan Berbahaya

Selasa, 22 Juli 2025 | 18:16 WIB
Berkaca dari Kasus Blackmores, Ahli Farmasi Unpad: Vitamin B6 Berlebihan Berbahaya
Oversdosis vitamin B6, seperti yang diduga terjadi pada pengguna suplemen Blackmores di Australia, bisa memicu kesemutan, mati rasa, kelemahan otot, hingga gangguan koordinasi. [Shutterstock]

Suara.com - Guru Besar Fakultas Farmasi Universitas Padjadjaran (Unpad), Prof. Keri Lestari, mengingatkan masyarakat untuk berhati-hati dalam mengonsumsi suplemen vitamin B6, terutama dalam dosis tinggi dan jangka waktu yang lama.

Hal itu disampaikan menyusul adanya laporan dugaan keracunan vitamin B6 akibat konsumsi suplemen Blackmores di Australia.

"Efek toksik Vitamin B6, terutama kerusakan saraf tepi (neuropati perifer), dapat terjadi bila dikonsumsi pada dosis yang tinggi atau overdosis," kata Keri dihubungi Suara.com, Selasa (22/7/2025).

Dia menyebutkan, risiko neuropati perifer mulai meningkat ketika vitamin B6 dikonsumsi dalam dosis lebih dari 200 mg per hari secara rutin dalam jangka panjang, yakni selama berbulan-bulan hingga bertahun-tahun.

Gejala yang umum dialami pada kasus overdosis ini antara lain kesemutan, mati rasa, kelemahan otot, hingga gangguan koordinasi.

Penggunaan vitamin B6 pada dosis yang lebih rendah, misalnya hingga 100 mg/hari, umumnya dianggap aman. Tetapi dia mengingatkan kalau penggunaan jangka panjang atau dosis tinggi harus dalam pengawasan dokter.

"Risiko neuropati perifer pada dosis ini pun sangat rendah, tetapi tetap ada kemungkinan kecil jika digunakan dalam jangka waktu yang sangat lama, misalnya beberapa tahun," jelasnya.

Sebelumnya diwartakan, ratusan warga Australia mengajukan gugatan class action terhadap Blackmores. Mereka melaporkan mengalami gangguan saraf, kelelahan ekstrem, hingga neuropati akibat konsumsi vitamin B6 dalam jumlah besar selama periode tertentu.

Salah satu penggugat, Dominic Noonan-O’Keeffe, diketahui mengalami keracunan vitamin B6 setelah mengonsumsi suplemen Blackmores selama empat bulan, dengan kadar B6 dalam tubuh mencapai 29 kali lipat dari ambang normal.

Baca Juga: Peduli Lingkungan, Blackmores Indonesia Berhasil Kumpulkan Lebih dari 3.700 Sampah Botol Plastik

Regulator farmasi Australia, Therapeutic Goods Administration (TGA), kini membatasi penjualan produk dengan kadar B6 tinggi dan mewajibkan label peringatan pada kemasan, terutama terkait risiko neuropati.

Blackmores Indonesia Pastikan Produknya Aman

Sementara itu Blackmores Indonesia atau PT Kalbe Blackmores Nutrition (KBN) memastikan bahwa suplemen mereka di Indonesia aman dikonsumsi.

Corporate External Communication Kalbe Farma, Hari Nugroho kepada Suara.com pada Selasa (22/7/2025) mengatakan beberapa produk yang didistribusikan PT KBN- anak usaha Kalbe Farma - memang mengandung vitamin B6 tetapi dosisnya sudah sesuai dengan aturan dari Badan Pengawas Obat dan Makanan atau BPOM.

"Ada (suplemen Blackmores di Indonesia yang mengandung vitamin B6)," tegas Hari kepada Suara.com, "Dan produk Blackmores yang beredar di Indonesia telah mematuhi regulasi BadanPOM."

Yang dia maksud adalah Peraturan BPOM No.32/2022 (jo. Peraturan BPOM no 15/2024), yang menetapkan batas maksimum vitamin B6 adalah 100 mg per takaran harian untuk suplemen kesehatan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI