- Orang tua kini menghadapi tantangan era digital dan banjir informasi. Teman Bumil & Parenting hadir memberi panduan terpercaya dari para ahli.
- Teknologi membantu pengasuhan, tetapi AI tidak bisa menggantikan ahli untuk kasus yang kompleks. Tantangan kesehatan anak Indonesia tetap tinggi.
- Teman Bumil & Parenting memperluas pendampingan hingga anak usia 12 tahun dan mengadakan kegiatan keluarga untuk memperkuat peran ayah dan ibu.
Suara.com - Perubahan dunia yang kian cepat dan serba digital membawa tantangan baru bagi para orang tua masa kini. Informasi datang dari segala arah, teknologi berkembang tanpa jeda, dan dinamika sosial anak berubah drastis.
Kondisi ini membuat banyak orang tua merasa cemas dan kewalahan, terutama ketika harus menentukan mana informasi yang benar dan langkah pengasuhan yang tepat.
Survei yang dilakukan oleh Teman Bumil menunjukkan bahwa salah satu ketakutan terbesar orang tua masa kini adalah menghadapi perubahan dunia yang begitu cepat dan digital.
“Tantangan yang akan dihadapi orang tua jauh lebih berat dan ini terbukti dengan sebagian ibu yang merasa khawatir dengan perubahan lingkungan sosial anak, yang berdampak pada pergaulan mereka. Teman Bumil dan Parenting hadir mendampingi orang tua, dengan memberikan informasi yang benar, aman, dan bisa dipertanggungjawabkan karena kami selalu berpartner dengan dokter, psikolog atau expert lainnya,” jelas Mohamad Salahuddin, VP PT Global Urban Esensial.
Teknologi Mengubah Cara Orang Tua Mengasuh
Dalam diskusi Media Day menyambut ulang tahun ke-8 Teman Bumil, psikolog Ayoe Soetomo M.Psi menyoroti bahwa teknologi membawa perubahan besar dalam pola asuh. Orang tua kini dituntut memiliki kemampuan berpikir kritis, terutama ketika berhadapan dengan banjir informasi.
Ayoe menegaskan, orang tua harus memiliki kemampuan berpikir kritis, tidak menelan mentah-mentah semua informasi yang diterima. Kehadiran Artificial Intelligence (AI) mengubah cara orang tua mendapatkan informasi tentang pengasuhan anak.
"Orang tua mulai mengandalkan AI untuk bertanya dan mencari solusi. Ini sah-sah saja. Tapi harus diingat bahwa kondisi setiap anak sangat spesifik. Tidak bisa disamakan,” ungkap dia.
Ia menekankan bahwa penggunaan AI hanya tepat untuk kasus ringan. Untuk masalah emosional yang lebih dalam, orang tua tetap perlu berkonsultasi langsung dengan ahli. Hal ini menunjukkan bahwa teknologi dapat menjadi partner, tetapi bukan pengganti profesional kesehatan atau psikologi.
Baca Juga: Hati-hati! Tanpa Disadari, Orang Tua Bisa jadi Pelaku Bullying bagi Anak
Banjir Informasi dan Tantangan Kesehatan Anak
Tantangan tidak berhenti pada pola asuh. Di bidang kesehatan anak, berbagai persoalan mendasar masih dihadapi masyarakat.
dr. Melia Yunita SpA, dokter spesialis anak, mengingatkan bahwa masalah kesehatan anak di Indonesia masih kompleks, mulai dari kurang gizi kronis hingga cakupan vaksin yang belum merata. Menurutnya, justru banjir informasi bisa memperparah kebingungan orang tua.
“Banyaknya informasi yang beredar kadang membuat masalah semakin rumit. Bahkan untuk dosis susu formula anak pun ada orang tua tanya ke platform AI dan kerap tidak tepat. Makanya kehadiran Teman Bumil & Parenting bisa sangat membantu para orang tua sebagai informasi awal yang bersumber dari expert,” tambah dia.
Pernyataan ini memperlihatkan bahwa meski akses informasi kini mudah, kualitas informasi tetap menjadi tantangan utama bagi orang tua.
Teman Bumil & Parenting Memperluas Perannya