7 Cara Deteksi Kesehatan Lewat ChatGPT, Kemenkes Ingatkan Jangan Lupakan Dokter

Riki Chandra Suara.Com
Rabu, 23 Juli 2025 | 21:15 WIB
7 Cara Deteksi Kesehatan Lewat ChatGPT, Kemenkes Ingatkan Jangan Lupakan Dokter
Cek kesehatan. [Dok. Antara]

Suara.com - ChatGPT kini menjadi salah satu alat bantu masyarakat dalam mendeteksi gejala awal penyakit secara mandiri.

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) membagikan sejumlah kiat penting bagi masyarakat yang ingin memanfaatkan teknologi kecerdasan buatan (AI) ini dalam menjaga kesehatan. Namun, Kemenkes tetap mengingatkan agar hasilnya tidak dijadikan acuan utama tanpa konsultasi medis.

“Saat ini kita belum bisa percaya 100 persen terhadap kecerdasan buatan (AI), jadi tetap harus berkonsultasi ke dokter,” ujar Staf Ahli Bidang Teknologi Kesehatan Kemenkes, Setiaji, dikutip dari Antara, Rabu (17/7/2025).

Menurut Setiaji, kehadiran teknologi seperti ChatGPT memang mempermudah masyarakat dalam mencari informasi seputar gejala penyakit. Namun, ia menekankan pentingnya sikap kritis saat mengakses informasi tersebut.

Berikut ini 7 cara deteksi kesehatan lewat ChatGPT yang disarankan Kemenkes:

1. Kenali gejala umum melalui ChatGPT

ChatGPT dapat dimanfaatkan untuk mengetahui kemungkinan penyakit berdasarkan gejala awal yang dirasakan.

2. Bandingkan beberapa informasi

“Ini cara paling mudah, jawabannya itu posisinya sama enggak, kalau beda (informasinya), kita wajib waspada,” jelas Setiaji.

3. Gunakan sebagai referensi, bukan diagnosis utama

ChatGPT sebaiknya digunakan untuk mengenali tanda-tanda awal dan sebagai panduan sementara sebelum ke dokter.

4. Konsultasi tetap jadi keharusan

Sesuai rekomendasi WHO, masyarakat wajib melakukan konfirmasi ke dokter agar diagnosis lebih akurat.

5. Lakukan tindakan lanjut dari hasil rekomendasi AI

Jika AI dan dokter memiliki diagnosis serupa, segeralah melakukan pemantauan atau perawatan lebih lanjut.

6. Pilih platform AI dengan database lokal

Setiaji menyarankan memakai Sahabat AI yang berbasis Indonesia agar informasi lebih relevan secara lokal.

7. Waspadai keterbatasan AI

ChatGPT memiliki keterbatasan dalam hal sensitivitas dan akurasi, serta tidak bisa memberikan prediksi tingkat kesembuhan.

“Jangan menunggu sakit baru bertindak. Jika merasa ada gejala, bertanya ke ChatGPT boleh, tapi harus ditindaklanjuti. Konsultasi dengan dokter sangat penting,” tegas Setiaji.

Meski teknologi AI berkembang pesat, Setiaji menambahkan bahwa kemampuan ChatGPT dalam mengenali citra (image recognition) masih terbatas, apalagi jika input yang diberikan kurang jelas.

Dengan makin banyaknya masyarakat yang mulai menggunakan ChatGPT untuk kesehatan, Setiaji berharap masyarakat tetap bijak dan tidak menganggap AI sebagai pengganti peran dokter. Teknologi adalah alat bantu, bukan pengganti.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI