- Operasi penggantian sendi lutut total sering kali membuat takut pasien.
- Unicompartmental Knee Arthroplasty (UKA) hadir sebagai solusi dengan minimal invasif.
- Ahli Ortopedi di Yogyakarta, Dr. Robby Triangga menerapkan teknik canggih tersebut.
Suara.com - Bagi penderita nyeri lutut kronis akibat pengapuran sendi (osteoartritis), bayangan operasi penggantian sendi lutut total atau Total Knee Replacement (TKR) seringkali menjadi momok yang menakutkan.
Prosedur yang melibatkan penggantian seluruh permukaan sendi dengan implan ini identik dengan luka operasi besar dan proses pemulihan yang panjang.
Namun, di tengah kemajuan teknologi medis, kini telah hadir sebuah solusi yang jauh lebih elegan dan minimal invasif.
Solusi itu bernama Unicompartmental Knee Arthroplasty atau UKA, sebuah teknik bedah presisi tinggi yang kini mulai menjadi salah satu pilihan bagi pasien yang memenuhi kriteria.
Berbeda dengan TKR, prosedur UKA hanya mengganti satu bagian (kompartemen) dari sendi lutut yang mengalami kerusakan, sementara bagian lain yang masih sehat dibiarkan utuh.
Di Yogyakarta, salah satu ahli yang mendalami dan menerapkan teknik canggih ini adalah Dr. dr. Aditya Fuad Robby Triangga, Sp.OT, Subsp.P.L(K).
Operasi Presisi untuk Hasil Maksimal
Lutut manusia secara anatomis terbagi menjadi tiga kompartemen utama. Pada banyak kasus osteoartritis, kerusakan seringkali hanya terkonsentrasi di salah satu kompartemen saja, biasanya di sisi dalam (medial).
Dr. Robby menjelaskan bahwa pada kondisi inilah UKA menjadi jawaban yang paling ideal, karena memungkinkan intervensi yang sangat terfokus pada sumber masalah.
Baca Juga: Usia Tua Tambah Risiko Pengapuran Sendi, Ketahui Pengobatan Tepat

“Prinsip dari UKA adalah ‘mempertahankan yang baik, mengganti yang rusak’. Mengapa kita harus mengganti seluruh sendi jika kerusakannya hanya di satu area kecil? Ini adalah filosofi bedah modern yang lebih menghargai jaringan alami tubuh pasien,” terang Dr. Robby Triangga.
"Dengan hanya mengganti bagian yang aus, gerakan lutut terasa lebih natural pasca-operasi karena sebagian besar ligamen dan tulang rawan asli masih berfungsi," lanjutnya.
Keunggulan utama dari prosedur UKA terletak pada pendekatannya yang minimal invasif. Operasi ini dilakukan melalui sayatan yang jauh lebih kecil dibandingkan TKR, sehingga kerusakan pada otot dan jaringan di sekitarnya dapat diminimalkan.
Hasilnya, pasien mengalami nyeri pasca-operasi yang lebih ringan, kehilangan darah yang lebih sedikit, dan yang terpenting, proses pemulihan dan rehabilitasi berjalan jauh lebih cepat. Pasien bahkan bisa kembali berjalan dalam waktu yang lebih singkat.
Meskipun tidak semua penderita nyeri lutut adalah kandidat untuk UKA, kehadiran teknologi ini memberikan sebuah pilihan penting bagi mereka yang divonis harus menjalani operasi.
Ini adalah bukti bahwa dunia ortopedi terus berevolusi, menawarkan solusi yang tidak hanya efektif menghilangkan nyeri, tetapi juga mengutamakan kenyamanan dan kualitas hidup pasien dalam jangka panjang.