"Tentu juga hari ini bagaimana KLB alhamdulillah berjalan dengan lancar. Dan ini sesuatu prestasi tersendiri karena kita tahu beberapa kali KLB kita mengalami tentu sesuatu yang menjadi sorotan, hari ini sorotannya insyaAllah positif tidak seperti yang lalu-lalu," ujar Erick yang berdiri di samping Iwan.

Sebelum lengser, nama Iwan Bule sebelumnya pernah digadang-gadang akan membawa angin segar bagi sepakbola Indonesia. Pasalnya, Iwan Bule juga terpilih dalam KLB PSSI yang digelar pada November 2019. Kala itu, Iwan menang mutlak dari 'lawannya' yang merupakan orang lama di federasi, Rahim Soekasah dan Arif Putra Wicaksono.
Kisah kursi PSSI-1 dalam lebih satu dekade belakangan memang tidak bisa dipisahkan sebagai jalan pintas dongkrak popularitas. Pun selain itu, kursi Ketum PSSI juga panas karena mengantarkan sejumlah ketuanya masuk bui karena kasus korupsi.
Aroma politik dalam organisasi PSSI cukup kental terasa, sebab dari 19 nama ketua yang pernah memegang tampuk pimpinan tertinggi federasi sepakbola nasional, didominasi pejabat pemerintah, baik aktif maupun sudah tak lagi menjabat, pun ada sejumlah nama politisi partai politik yang 'menguasai' olahraga favorit masyarakat Indonesia.
Koorditor Save Our Soccer (SOS) Akmal Marhali mengemukakan, dalam satu dekade terakhir, jabatan Ketum PSSI memang sarat dengan muatan politis yang sangat kental.
Ia mencontohkan pada masa La Nyalla Mattalitti yang tidak selesai memimpin PSSI karena tersandung kasus pencucian uang dalam pengelolaan dana hibah yang diterima Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jawa Timur tahun 2011 sampai 2014.
Akhirnya, La Nyalla dipaksa mundur dalam KLB PSSI yang digelar pada 2016 silam. Kemudian Eddy Rahmayadi, yang kala itu masih menjadi Pangksotrad, menggantikannya setelah menang dalam voting di KLB dengan menyinyingkirkan sejumlah nama kandidat seperti Moeldoko dan Eddy Rumpoko.
Namun Eddy tidak menyelesaikan masa jabatannya sebagai Ketum PSSI. Eddy lebih memilih untuk meninggalkan rangkap jabatannya dengan memilih fokus menjadi Gubernur Sumatera Utara (Sumut).
Ketum PSSI Tidak Pernah Selesai
Baca Juga: Pastikan PSSI Tak Dijadikan Kendaraan Politik 2024, DPR akan Pantau Kinerja Erick Thohir Day to Day
"Sejak zaman La Nyalla Mattalitti, Ketua Umum PSSI tidak pernah selesai menyelesaikan tugasnya. Kalau ditanya, Eddy Rahmayadi misalnya, saat jadi Sumatera Utara-1, akhirnya mundur," katanya.