"Kita tidak boleh memikirkan untuk kepentingan sesaat, untuk kepentingan jangka pendek, untuk kepentingan diri kita, melompok kita." ungkap Menteri Pertahanan ini.
Prabowo pun juga meminta agar masyarakat tidak mengorbankan persatuan yang bisa menyebabkan perpecahan.
"Kita tidak boleh mengorbankan persatuan kesatuan, kerukunan bangsa Indonesia. Hanya dengan kerukunan, kearifan, kebersihan jiwa, tidak dengan permainan kata-kata retorika,"
Prabowo pun menutup pesannya dengan harapannya terhadap bangsa. "Tapi sungguh-sungguh cinta tanah air, Indonesia akan maju, negara hebat," tutup Prabowo.
3. Ganjar akui sudah biasa dengan aduan rakyat
Untuk terakhir kalinya, Ganjar Pranowo pun menjadi penutup seluruh rangkaian debat capres. Ganjar pun memulai pernyataannya dengan menyebut ia dan sang wakil, Mahfud MD sudah biasa mendengar aduan rakyat.
"Kalau kita berada pada momentum yang sama, kami dan Pak Mahfud ini adalah orang kecil, yang kalau bapaknya rapat, kira-kira anggota Forkompimcam. Kami hanya di level kecamatan. Kami telah terbiasa mencoba mendengarkan keluh kesah rakyat," ucap mantan Gubernur Jawa Tengah tersebut.
Ganjar pun juga menekankan soal kasus kriminalisasi kebebasan berpendapat yang marak terjadi.
"Maka, kalaulah kemudian demokratisasi ini bisa kita laksanakan dengan baik, sesuai dengan amanah reformasi, enggak ada lagi cerita Bu Shinta, enggak ada cerita Mas Butet, enggak ada cerita Melky," lanjut Ganjar.
Baca Juga: Ternyata Ini Arti Senyuman Ganjar di Debat Perdana Capres Menurut Pakar Mikro Ekspresi
" Tidak ada itu. Karena dewasa kita dalam berdemokrasi. Maka, dalam penghormatan terhadap HAM. Mari kita konsisten, antara pikiran, perkataan, dan perbuatan. Dan saya, berdiri bersama korban untuk keadilan. Terima kasih, mohon maaf kalau ada kata-kata saya yang kurang." tutup Ganjar yang disambut riuhan tepuk tangan dari para relawan.