Suara.com - Ramadan di Mekah, adalah semangat memberi dan mengingat Allah. Di 'rumah' Allah ini, penekanan puasa adalah ibadah dan bukan makanan atau 'pesta' seperti yang banyak ditemukan di tempat lain, di planet bumi.
Adalah pemandangan yang biasa, menyaksikan ribuan orang berkumpul di satu tempat berbagi makan dan minum, untuk membatalkan puasa. Dan seperti telah disebutkan sebelumnya, seseorang tidak bisa lepas dari kemurahan hati semata saat berada di Mekah. Subhanallah!
Menjadi hal biasa di Mekah, menyaksikan seorang pria dengan mobil pick-up penuh makanan (nasi dan ayam) dan membagikan makanan itu kepada setiap orang yang lewat. Di bulan Ramadan, orang berpunya membagi makanan dan pakaian untuk saudaranya yang tidak beruntung. Organisasi aktif membagikan sedekahnya.
Saat Ramadan, Mekah dipadati umat Muslim yang datang dari berbagai belahan dunia untuk menjalankan ibadah umrah. Umrah di bulan Ramadan dipilih, karena diyakini pahalanya tak kalah dengan menjalankan ibadah haji. Jika itu terwujud, itu akan menjadi pengalaman Ramadan yang sangat mengesankan seumur hidup.
Selama Ramadan, alunan bacaan Al-Quran terdengar di segenap sudut kota ini. Mereka yang datang berusaha untuk mengkhatamkan Al-Quran di sini dan di bulan yang suci ini. Itulah semangat sejati Ramadan.
Penduduk Mekah biasanya merasakan ketenangan. Namun saat bulan Ramadan, semuanya justru terbalik. "Lalu lintas menjadi benar-benar padat, dan rutinitas kota ini menjadi terbalik," kata seorang warga Mekah. "Siang menjadi malam dan malam menjadi siang. Orang-orang tidur di akhir dan toko-toko tetap buka sepanjang hari,"
Beberapa penduduk lokal kadang menyewakan rumahnya untuk para pendatang khusus pada bulan ini. Mereka biasanya juga telah menyiapkan pasokan makanan untuk para tamu yang menginap di rumah mereka.
Warga Mekah biasanya memilih untuk berbuka puasa di rumah, namun seringkali mereka juga datang dalam pertemuan-pertemuan besar dengan keluarga dan teman-teman. Sarapan biasanya dimulai dengan beberapa jenis sup, seperti Samboosah tradisional dan Soubia.
Sebuah tradisi yang umum dilakukan warga Mekah saat puasa adalah membawa makanan berbuka ke masjid di dekat rumah mereka. Ini menjadi sebuah fenomena yang ditemui hampir di seantero Saudi, sehingga dijamin tidak akan ada seorang Muslim yang kelaparan selama bulan penuh berkah ini.
Keluarga akan membawa makanan mereka ke Al-Masjid Al-Haram (Masjid Suci) untuk berbuka puasa di sana dan kemudian menawarkan shalat Maghrib bersama-sama. Di malam hari, selama Taraweh, Masjid Al-Haram akan seterang siang hari. Dan ini berlangsung sebulan penuh seperti halnya saat musim haji.