Arief Said, Ingin Memberi Nilai Tambah Kopi Indonesia

Esti Utami Suara.Com
Senin, 25 Agustus 2014 | 15:32 WIB
Arief Said, Ingin Memberi Nilai Tambah Kopi Indonesia
Arief Said di sebuah kafe di Jakarta (suara.com)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Dari pipa ke kopi.

Nama Arief mungkin mungkin masih tergolong baru dalam bisnis kopi di Indonesia. Ia baru tertarik mempelajari kopi pada 2009, Saat itu ia bekerja di perusahaan minyak gas yang berpusat di Melbourne, Australia.

Ketertarikannya pada kopi, bermula ketika ia berlibur ke tanah air dan mencoba disuguhi kopi. Yang ternyata membuatnya jatuh cinta. Maka sejak itu ia rajin berselancar di dunia maya, belajar banyak tentang biji hitam ini. Ia juga makin rajin kafing, atau mencicipi kopi. Bahkan ia tak segan melakukan perjalanan ke pelosok tanah air, ke daerah yang dikenal sebagai penghasil kopi  untuk mengetahui lebih jauh tentang kopi.

Sekembalinya ke Melbourne, Arief kemudian rajin menghadiri acara mencicip kopi yang digelar asosiasi kopi setempat. "Di situ saya belajar membedakan rasa berbagai macam kopi dunia," ujarnya.

Keinginannya untuk serius menekuni kopi akhirnya terjawab pada Musim dingin 2010, ketika St Ali, di Melbourne Selatan  membutuhkan karyawan baru baik sebagai barista dan roaster. "Untuk diterima menjadi roaster di sana, saya harus menghadiri interview jam setengah tujuh pagi. Padahal subuh di Melbourne pukul tujuh," ujarnya mengisahkan beratnya perjuangan untuk menjadi 'master' kopi.

Maka jadilah penyandang dua gelar sarjana engineering dan ilmu komputer ini, bulat meninggalkan dunia perminyakan yang sudah ditekuninya bertahun-tahun. Arief kembali ke tanah air pada 2012, ketika ia memutuskan untuk menikah.

Lantas pada Mei 2012, Tuhan mempertemukannya dengan dengan calon pemilik kafe "1/15" yang saat itu sedang menggodog konsep kafe yang akan didirikannya.

Dari awal melayani roasting kopi dalam jumlah kecil untuk kefe ini, Arief terus mengembangkan usahanya. Pada akhir tahun 2012, ia mendirikan Morph Coffee bersama Andrew Tang, barista asal Singapura yang sudah mengantungi sertifikat 'Q grader' alias menentukan kualitas kopi. Kini Morph Coffee memenuhi pesanan kopi dari 20 kafe di  Jakarta dan sejumlah kota besar di Indonesia, seperti Makassar, Surabaya, Balikpapan. Total, setiap bulan tak kurang dari 600 hingga 700 kilogram kopi dipasoknya , baik untuk kebutuhan kafe dan restoran maupun kebutuhan perorangan.

Sesuai tujuan awalnya, yang ingin memberi nilai tambah kopi Indonesia, maka Arief tak sekedar berbisnis. Ia tak segan membagi ilmunya tentang kopi. Salah satu mimpinya adalah mendirikan sekolah bagi mereka yang ingin lebih dalam mempelajari kopi dan bisnis kopi.  "Kami berkomitmen untuk memperluas persepsi dan pengetahuan masyarakat pada kopi," ujarnya mengakhiri perbincangan sore itu.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI