Sie Reuboh, Makanan Khas Aceh, Bekal Saat Perang

Sabtu, 13 Desember 2014 | 07:00 WIB
Sie Reuboh, Makanan Khas Aceh, Bekal Saat Perang
Sie Reuboh. (Suara.com/ Deny Yuliansari)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Makanan khas dari Tanah Rencong, Nangroe Aceh Darussallam tidak hanya Mie Aceh. Banyak makanan lain, yang bahkan memiliki sejarah cukup unik, seperti Sie Reuboh, panganan berbahan dasar daging sandung lamur.

"Panganan ini kelewat berat, bentuknya gulai dan berlemak," kata pemilik restoran Ayam Tangkap Atjeh Rayeuk, Astrid Enricka saat ditemui Suara.com di Festival Wisata Kuliner Tradisional Nusantara, Monas, Jakarta, Jumat (12/12/2014).

Dia menyebut bahwa makanan ini memiliki sejarah unik yakni dijadikan sebagai bekal saat perjalanan panjang di zaman perang.

"Zaman Cut Nyak Dien, ini yang dijadikan bekal. Karena asam, berlemak dan awet. Kalau mau dimakan cukup dihangatkan saja," katanya.

Makanan yang berbahan dasar daging sandung lamur dan has luar ini dimasak dengan menggunakan berbagai macam rempah asli Indonesia, mulai dari bunga lawang, kayu manis, kapulaga, dan cengkeh. Bumbu tersebut kemudian dibalurkan pada daging dan didiamkan selama 30 menit.

Setelah itu daging dimasak dengan teknik slow cook agar bumbu yang ada meresap kedalam daging dan daging pun terasa empuk.

"Tapi ada satu bahan khusus yakni cuka gampong (cuka kampung)," katanya.

Cuka tersebut memiliki cita rasa asam khas cuka namun sedikit manis. Bahan ini, menurut Astrid, memang sulit diganti karena akan mengubah rasa khas dari Sie Reuboh.

"Kalau diganti asam limau saja maka hanya akan asam saja. Kalau pakai cuka apel, rasa masakannya akan terlalu manis," katanya.

Untuk mencicipi gulai daging dengan tekstur lembut ini, pecinta kuliner tidak perlu jauh-jauh datang ke Aceh. Dalam festival kuliner tersebut, Astrid sengaja membawa Sie Reuboh untuk memperkenalkan makanan khas Aceh lainnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI