Suara.com - Gabungan Pencinta Batu Alam Aceh (GaPBA) menggelar kontes batu cincin tingkat nasional. Acara yang dirangkai dengan pameran batu itu dilaksanakan di lantai III Pasar Atjeh, Banda Aceh, berlangsung sejak Jumat sore (6/3/15).
Ketua GaPBA Nasru Sufi mengatakan, pameran batu diikuti oleh puluhan kolektor mulai dari tingkat daerah maupun nasional. Dari 80 stan yang tersedia, lanjut dia, 20 di antaranya merupakan stan VIP yang diisi oleh kolektor dari luar Aceh, seperti Jakarta, Palembang, Padang, Medan dan Jambi.
"Sisanya baru diisi oleh kolektor daerah kita (Aceh). Kalau untuk kontes sampai hari ini yang sudah terdaftar mengikuti sudah sampai 500 orang," ujar Nasru.
Lebih lanjut ia mengatakan bahwa jenis batu yang dilombakan dalam kontes ini meliputi jenis idocrase berikut variannya (idocrase lumut Aceh, solar, biosolar, dan neon). Untuk kelas chalcedony dilombakan jenis cempaka merah, sunkist, madu, dan solar madu.
Untuk jenis sulaiman, mencakup lavender dan mega mendung. Dilombakan juga batu gelila, batu bergambar (picture agate), pancawarna, lumut akik, batu bacan (chysocola), batu unik antik, batu langka, nefrite jade, dan black jade.
"Semua batu alam yang dikonteskan itutidak dibutuhkan hasil lab karena penyelenggara telah menunjuk dewan juri yang sangat profesional dan independen," jelas Nasru.
Menurutnya, tingginya minat masyarakat terhadap event itu telah menunjukkan suatu perubahan nyata terhadap tatanan sosial di Aceh. Ekonomi dari sektor batu yang bergeliat mampu mengubah pola pikir masyarakat untuk bergerak lebih maju ke arah positif.
Dicontohkannya, jika di Aceh biasanya banyak generasi muda menghabiskan waktu nongkrong di Warung Kopi tanpa ada manfaat, tetapi sekarang sudah mulai berubah.
“Sekarang banyak orang yang duduk di Warkop, tidak lagi melihat hal yang negatif pada internet, tetapi berbisnis batu cincin," katanya.
Sementara itu, Gubernur Aceh Zaini Abdullah menyebutkan pameran seperti ini sangat penting untuk diselenggarakan di Aceh. Bahkan tidak hanya skala nasional, tetapi sampai ke mancanegara guna memperkenalkan batu Aceh.
“Saya sangat berkepentingan dengan ini, karena saya akan mempromosikan batu giok Aceh sampai ke dunia,” katanya dalam sambutannya membuka acara pameran dan kontes batu cincin tingkat nasional itu.
Nasru memaparkan mencari nafkah dengan menambang batu dan menjadi pedagang akan menjadi langkah positif untuk meningkatkan kesejahteraan. Namun demikian, diingatkannya, jangan sampai aktivitas penambangan malah merusak lingkungan.
“Jangan sampai gunung rusak, apa lagi menambang dengan menggunakan alat berat, itu tidak boleh, terutama di kawasan Geureuteu,” katanya.
Akhir-akhir ini kawasan gunung Geureute, jalan lintasan Barat Selatan di Kabupaten Aceh Jaya menjadi sasaran penambang batu giok. Jenis batu yang ditemukan di kawasan itu seperti batu bacan mata biru. Atas dasar itulah, Zaini Abdullah meningatkan agar tidak menambang giok di kawasanyang rawan terhadap longsor. (Ocxie Alfian)
Aceh Kembali Gelar Kontes Batu Tingkat Nasional
Ririn Indriani Suara.Com
Sabtu, 07 Maret 2015 | 04:15 WIB

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News
BERITA TERKAIT
Tandem Paralayang: Serunya Menikmati Indahnya Kota Batu di Atas Awan!
30 April 2025 | 13:25 WIB WIBREKOMENDASI
TERKINI
Lifestyle | 21:27 WIB
Lifestyle | 21:09 WIB
Lifestyle | 20:42 WIB
Lifestyle | 20:40 WIB
Lifestyle | 20:06 WIB
Lifestyle | 19:58 WIB
Lifestyle | 19:51 WIB
Lifestyle | 19:29 WIB
Lifestyle | 19:23 WIB
Lifestyle | 19:20 WIB