Agustus 2016, Wisman Cina ke Manado Tembus 10 Juta

Madinah Suara.Com
Kamis, 04 Agustus 2016 | 15:02 WIB
Agustus 2016, Wisman Cina ke Manado Tembus 10 Juta
Pulau Manado Tua. [shutterstock]

Suara.com - Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya optimistis kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) dari Cina pada Agustus 2016 bisa mencapai 10 ribu orang, naik dari bulan sebelumnya, yang mencapai 7,5 ribu orang.

“Saya sudah mendapatkan laporan time schedule charter flight (jadwal penerbangan sewaan) Agustus 2016, dari Tiongkok ke Manado. Kalau Juli 2016, wingkok (wisatawan Cina) mencapai 7,5 ribu orang lebih, maka Agustus 2016, insya Allah akan menembus 10 ribu wingkok,” ujarnya, Jakarta, beberapa waktu lalu.

Menpar menyatakan, Ramadan akan berpengaruh sangat besar pada pasar wisata Manado, Sulawesi Utara (Sulut), terutama pada originasi Malaysia dan Singapura. Namun, ia yakin akan terjadi rebound (memuncak) di sisa bulan 2016 ini. Bahkan, diperkirakan hingga 13 Agustus 2016, jumlah kunjungan sudah akan menembus 10.000 paket.

Tiga maskapai nasional yang memiliki penerbangan langsung ke Tiongkok dari Manado, yakni Lion Air, Sriwijaya Air, dan Citilink, menyatakan akan melanjutkan program mereka. 

“Bulan ini, program akan dilanjutkan. Saya yakin, ini merupakan promosi yang bagus untuk destinasi Manado dan mampu menjadikan Manado sebagai Bali kedua Indonesia,” tambahnya lagi.

Pada Juli 2016, Lion Air sudah terbang dari enam Kota di Cina ke Manado, seperti Macau, Shenzen, Chongqing, Wuhan, Shanghai, dan Changsa. Sriwijaya Air ke Guangzhou, dan Citilink ke Hongkong.

Arief memuji Gubernur Sulut, Olly Dondokambey, yang dinilainya berkomitmen penuh menjadikan Sulut dan Manado sebagai kawasan pariwisata.

Jumlah Wisman di Ramadan Turun 6,3 Persen

Sementara itu, menpar menyatakan, kunjungan wisman pada Juni 2016 turun 6,3 persen dibandingkan bulan sebelumnya.

“Ingat, itu bulan Ramadan! Jumlah wisawatan Muslim turun drastis. Wisman Muslim turun sekitar 40 persen dari total wisman. Sebagai informasi, jumlah wisman Muslim sekitar 20 persen dari total wisman, sehingga, penurunan selama Ramadan adalah 40 persen x 20 persen = 8 persen dari total wisman,” jelas Arief, menjawab pertanyaan wartawan, beberapa waktu lalu.

“Karena jumlah hari Ramadan pada Juni adalah 25 hari, maka perkiraan turun adalah 25/30 x 8 persen = 6,6 persen. Itulah hitungan, mengapa jumlah wisman pada Juni 2016 turun, bila dibandingkan Mei 2016, yaitu turun 6,2 persen. Hitungan saya, maksimal penurunan adalah 6,6 persen. Jadi kalau masih 6,2 persen, berarti ada kenaikan wisman dari originasi yang lain,” tambahnya.

Penurunan jumlah kunjungan wisman tersebut tidak terlalu berdampak pada industri pariwisata Indonesia, seperti hotel, restoran, café, travel agent, travel operator, penerbangan, persewaan mobil, suvenir, dan industri lain yang terkait.

“Yang menurun adalah wisman, tetapi wisnus (wisatawan Nusantara) naik drastis, karena Lebaran. Industri masih bisa tersenyum, karena terkompensasi lebih besar dari wisnus,” kata Arief.

“Jumlah wisnus berbanding terbalik dengan wisman. Di awal Ramadan memang turun 50 persen, tapi di akhir Ramadan meningkat drastis, hingga 100 persen, sehingga total akan menjadi 150 persen, bila dibandingkan dengan bulan non Ramadan. Inilah mengapa transaksi di industri pariwisata tidak menurun,” katanya.

Jadwal Charter Flight Agustus 2016 dari Tiongkok ke Manado:

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI