Ke-18 pelabuhan yang dimaksud adalah Sabang (Aceh), Belawan (Medan), Teluk Bayur (Padang), Nongsa Point Marina (Batam), Banda Bintan Telani (Bintan), Tanjung Pandan (Belitung), Sunda Kelapa dan Ancol (Jakarta), Tanjung Beno (Bali), Tenau (Kupang), serta Kumai (Kotawaringin Barat). Selain itu, Tarakan, Nunukan (Bulungan), Bitung, Ambon, Saumlaki (Maluku Barat), Tual (Maluku Tenggara), Sorong, dan Biak.
“Dua dari 18 pintu keluar masuk kapal dan perahu pesiar itu berada di Kepri, yakni Batam dan Bintan,” ujar Guntur.
Di dua wilayah tadi, Kepri punya 17 pintu masuk. Ini merupakan jumlah terbanyak di Indonesia. Kepri juga punya zero equtor (titik 0) di Lingga, yang jadi incaran yachters dan kawasan eksotik di Natuna dan Anambas.
Beberapa waktu lalu, Gubernur Kepri, Nurdin Basirun dan Duta Besar Indonesia untuk Singapura, Ngurah Swajaya sudah menandatangani kerja sama untuk menjadikan Kepri sebagai pintu gerbang wisata bahari Indonesia.
“Kepulauan Riau sangat mungkin mengembangkan wisata yacht dan menjadi playground yacht dari berbagai negara. Kalau di Australia, para yachters dihantui ancaman badai dan arus laut yang kencang, Kepri justru menjadi Surga wisata bahari. Kepri punya ribuan pulau, terumbu karang, hutan mangrove, dan pulau-pulau kecil yang eksotis. Silakan datang dan buktikan sendiri di Festival Bahari Kepri dan Sail Karimata 2016,” pungkas Guntur.