Pada kesempatan itu, Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Mancanegara Kemenpar, I Gde Pitana menambahkan, kegiatan kuliner ini diprediksi akan menggugah selera 1,5 penduduk kota ini.
Laki-laki yang enam tahun sekolah di Canberra, Australia ini mengatakan, apa yang dilakukan Kemenpar adalah usaha untuk menjaga kecintaan dan kerinduan Australia terhadap Indonesia.
”Mereka punya kebiasaan makan bersama di luar bersama keluarga dan kerabatnya. Nah, dengan mencintai kuliner kita, mereka akan lebih sering ke Indonesia,” ujar laki-laki asli Bali itu.
Ia menambahkan, Bali sebagai pilihan berlibur masyarakat Australia, karena sangat dekat dengan budaya Indonesia. Selain itu, Indonesia paling mudah dijangkau, karena bisa dikunjungi dengan biaya yang tidak mahal.
”Banyak hal yang bisa didapat dan dilihat, seperti pertunjukan seni dan budaya, cenderamata dan makanan khas. Makanya, nanti kami kombinasikan juga dengan tarian di acara kami,” kata Pitana.
Kemudian, hal lain yang juga akan dipromosikan di Australia adalah bebas visa kunjungan (BVK). Menurut data Kemenpar, Indonesia memberlakukan BVK pada 169 negara di dunia.
Kemenpar memproyeksikan, jumlah wisatawan dari Australia naik 20 persen dari 1 juta orang. Australia menjadi salah satu daftar negara yang tercantum dalam Peraturan Presiden Nomor 21/2016, yang diteken Presiden Joko Widodo pada 2 Maret 2016.
Penambahan 200 ribu wisnus itu setara dengan total kunjungan semua turis asing dari Jerman, Prancis, atau Belanda.
Australia juga memberikan sinyal positif untuk memberikan kebijakan serupa, yakni BVK bagi warga Indonesia yang berkunjung ke negara itu.
Seperti diberitakan sebelumnya, dalam kurun tiga bulan berturut-turut, yaitu April-Mei-Juni 2016- masyarakat Australia menduduki posisi teratas sebagai yang terbanyak berkunjung ke Indonesia.